
Dinas Pemadam Kebakaran (Damkar) Kota Surabaya terus memupuk kesigapan masyarakat atas bahaya kebakaran melalui sosialisasi dan pelatihan. Salah satu yang menjadi fokus, sosialisasi kepada pelajar.
Irvan Widyanto Plt Kepala Damkar Surabaya mengatakan, ada perhatian khusus Damkar Surabaya terhadap pelajar di Kota Pahlawan. Sebab, anak-anak cukup berpotensi menjadi korban dalam kejadian kebakaran.
“Berdasarkan pengalaman, ibu dan anak yang paling sering jadi korban. Makanya, tidak kurang dari 70 sekolah kami beri penyuluhan setiap tahun,” kata Irvan, dalam keterangan pers yang diterima suarasurabaya.net Rabu (29/8/2018).
Sosialisasi ke sekolah, bertujuan agar siswa memahami penyebab kebakaran, serta langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan bila mereka berhadapan langsung dengan peristiwa kebakaran.
Irvan berharap, pelajar yang sudah mendapatkan materi sosialisasi dan pelatihan pemadaman kebakaran, bisa menjadi duta antisipasi kebakaran di rumah masing-masing dan di lingkungan masing-masing.
“Setelah mengikuti penyuluhan dan pelatihan, kami berharap mereka bisa mengingatkan bapak dan ibunya tentang bahaya kebakaran dan tahu bagaimana mengantisipasi kebakaran,” ujarnya.
Sosialisasi bahaya kebakaran juga dilakukan di kantor-kantor pemerintahan seperti kelurahan dan kecamatan, selain di sekolah dan kampus. Kegiatan ini sesuai perintah Tri Rismaharini Wali Kota Surabaya.
Damkar Surabaya juga melayani permintaan masyarakat agar mendapat pelatihan pemadaman kebakaran yang jumlahnya cukup banyak. Ini, kata Irvan, menandakan bahwa masyarakat mulai menyadari bahaya kebakaran.
Tyar Junaedi Kepala Bidang Pelatihan dan Pemberdayaan Dinas Kebakaran Surabaya menjelaskan, dalam setiap sosialisasi ada beberapa pelatihan yang diberikan kepada peserta, terutama dalam memadamkan api.
Baik memadamkan api dengan karung goni basah, juga tabung semprot drypowder dan tabung gas CO2. Peserta diajak mempraktikkan pemadaman api betulan saat menjalani pelatihan.
“Misalnya pemakaian tabung drypowder dan CO2. Pertama tarik pin pengaman. Kemudian pegang ujung selang semprot dengan satu tangan, sedangkan tangan lainnya memegang tuas penekan. Setelah itu, semprotkan titik api dengan jarak paling dekat empat meter,” kata Tyar.
Damkar Surabaya secara rutin menggelar pelatihan pemadaman kebakaran untuk antara satu sampai dua kali setiap bulan. Sedangkan sosialisasi kepada masyarakat berdasarkan permintaan.
“Kami perlu tekankan, pelatihan untuk masyarakat dan relawan ini gratis,” kata Tyar.
Data kejadian kebakaran yang dicatat Damkar Surabaya, total sebanyak 589 kejadian kebakaran di Surabaya pada 2017 lalu. 153 di antaranya kebakaran bangunan, kebakaran non bangunan sebanyak 400 kejadian, dan kebakaran kendaraan 32 kejadian.
Sedangkan hingga sampai Juli 2018, ada sebanyak 222 kejadian kebakaran di Kota Pahlawan. Terdiri dari 58 kejadian kebakaran bangunan, 155 kejadian kebakaran non bangunan dan 9 kebakaran kendaraan.
“Selama ini memang masih didominasi kebakaran alang-alang, sampah atau lahan kosong,” kata Irvan Widyanto.
Melalui berbagai pelatihan dan sosialisasi, warga Surabaya diharapkan memahami bagaimana mencegah kebakaran di lingkungan masing-masing. Misalnya dengan melakukan pemadaman awal sebelum Damkar datang.(den/iss/ipg)