Jumat, 3 Mei 2024

Jasmerah, Namai Gugus Kelas Pahlawan Bangsa

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Peserta didik baru di depan kelas Dewi Sartika di SMA 17 Agustus 1945 Surabaya. Foto: Totok suarasurabaya.net

Ajak generasi muda bangsa jangan sampai melupakan sejarah (Jasmerah), Masa Pengenalan Lingkungan Sekolah (MPLS) 2018 di SMA 17 Agustus 1945 Surabaya, namai gugus kelas masing-masing dengan nama pahlawan bangsa.

Prehantoro Kepala SMA 17 Agustus 1945 Surabaya membenarkan bahwa penamaan gugus kelas menggunakan nama pahlawan bangsa agar peserta didik baru mengingat para pahlawan bangsa.

“Jangan melupakan sejarah. Itu yang disampaikan bapak bangsa kita, Soekarno. Dan pada MPLS tahun 2018 kami menamai gugus kelas masing-masing peserta didik baru dengan nama pahlawan bangsa. Kami berharap peserta didik baru tahu,” ujar Prehantoro.

Beberapa nama yang dipakai untuk gugus kelas diantaranya, Dewi Sartika, HOS Cokroaminoto, dan masing-masing dipasang di luar depan kelas, agar setiap peserta didik baru yang melihat itu kemudian mengingatnya.

“Awalnya pada pertemuan sebelum pelaksanaan MPLS, ada usulan menggunakan nama bunga. Kami tolak, kecuali bunga bank. Dan kemudian kami usulkan menggunakan nama para pahlawan bangsa ini,” kata Prehantoro.

Ini juga terkait dengan semakin tidak dikenalinya nama-nama pahlawan bangsa dikalangan anak-anak muda. “Masih banyak kok anak muda, termasuk peserta didik baru yang tidak mengenali nama pahlawan bangsanya sendiri,” tegas Prehantoro.

Selama pelaksanaan masa pengenalan lingkungan sekolah (MPLS) di SMA 17 Agustus 1945 (SMATAG) Surabaya, yang dimulai Senin (16/7/2018) hingga Jumat (20/7/2018), ditegaskan Prehantoro gugus kelas wajib memakai nama pehlawan.

Sementara itu, pelaksanaan MPLS 2018 di SMATAG Surabaya, mewajibkan setiap peserta didik baru hadir dan mengikuti hingga tuntas. Ada banyak pendalaman etika, moral dan pengetahuan sosial yang digelar dengan berbagai bentuk.

“Kami juga menghadirkan BNN Provinsi Jawa Timur dan TNI untuk memberikan materi bahaya penyalahgunaan narkoba serta bahaya radikalisasi dikalangan anak muda. Karena itu kami wajibkan peserta didik baru ikut seluruh kegiatan,” pungkas Prehantoro.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
26o
Kurs