Jumat, 26 April 2024

Korban Kelaparan di Suku Mause Ane Bertambah

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Tangkapan layar citra satelit lokasi Negeri Maneo Rendah di Pedalaman Pulau Seram, Maluku Tengah, tempat permukiman suku terasing Mause Ane. Foto: Google Maps

Bencana kelaparan akibat serangan hama babi dan tikus di permukiman suku terasing Mause Ane di pedalaman hutan Seram, Gunung Morkele, Maluku Tengah, kembali memakan korban jiwa. Jumlah sementara korban meninggal dunia sejak awal Juli 2018 sejumlah empat orang.

Sartono Pinning Kepala Dinas Sosial Maluku, mengkonfirmasi hal tersebut berdasar laporan tim terpadu yang dikerahkan ke lokasi sejak 25 Juli 2018.

“Warga meninggal bernama Lusirue (50) pada 26 Juli 2018, menyusul balita Asoka (dua bulan), Aiyoma (empat bulan) dan Laupia (60),” kata Sartono seperti dilansir Antara, Sabtu (28/7/2018).

Sartono menegaskan tim medis terpadu saat ini berusaha penuh untuk melakukan penanganan kesehatan bagi ratusan jiwa suku Mause Ane tersebut.

“Tim kesehatan merawat warga yang sakit dan memeriksa kesehatan mereka lainnya agar tidak bertambah korban jiwa,” katanya.

Mereka yang meninggal mendapatkan santunan masing-masing Rp15 juta per orang dan nantinya akan diberikan kepada ahli waris.

“Krisis pangan dialami sebanyak 45 Kepala Keluarga (KK) atau 170 jiwa warga di negeri Maneo Rendah, kecamatan Seram Utara Timur Kobi, kabupaten Maluku Tengah itu karena hama babi dan tikus menyerang tanaman mereka,” ujarnya.

Dia mengemukakan, penanganan selanjutnya terhadap warga suku terasing tersebut tergantung hasil identifikasi tim terpadu di lapangan, termasuk masukan dari Pangdam XVI/Pattimura, Mayjen TNI Suko Pranoto didampingi Danrem 151/Binaiya, Kolonel Inf Christian K. Tehuteru yang meninjau pada 26 Juli 2018.

“Pastinya Pemprov Maluku maupun Pemkab Maluku Tengah menginginkan mereka direlokasi karena telah diprogramkan setelah kebakaran hutan Seram secara besar – besaran pada 2015 dan 2017,” ujarnya.

Lokasi tinggal warga suku terasing itu berada di Dusun Maneo yang jarak tempuhnya tiga jam dengan kendaraan dari Wahai atau delapan jam dari Masohi, ibu kota Maluku Tengah, dilanjutkan berjalan kaki delapan jam ke desa terdekat.

Lokasi titik kumpul terdekat ke masyarakat terasing adalah di Kali Toahaku dengan rute perjalanan dari Polsek Seram Utara, rumah singgah jalan dusun Soahari. Kali Touhaku dapat ditempuh dengan kendaraan dari Wahai selama tiga jam atau delapan dari Masohi. (ant/bas)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs