Jumat, 26 April 2024

Menristekdikti: Arah Pendidikan Tinggi ke Depan Adalah Pendidikan Daring

Laporan oleh Denza Perdana
Bagikan
Mohammad Nasir Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi. Foto: ristekdikti.go.id

Mohammad Nasir Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi menegaskan, arah pendidikan tinggi di Indonesia ke depan adalah pendidikan dalam jaringan (daring) atau online.

Dia menyampaikan ini dalam Diskusi Forum Merdeka Barat (FMB) 9 yang diadakan Kementerian Komunikasi dan Informatika, di Ruang Rapat Hayam Wuruk, Kantor Sekda Pemprov Jatim di Surabaya, Kamis (22/11/2018).

Di dalam diskusi bertema “Membangun Indonesia Dalam Perpektif Peningkatan Daya Saing Daerah” itu, Nasir mengatakan, Pemerintah Indonesia sudah melakukan kerja sama dengan berbagai pihak.

“Kita sudah bekerja sama dengan Taiwan, Inggris, Amerika, dan perguruan tinggi luar negeri lain. Dengan demikian, jangkauan pendidikan kita bisa lebih meningkat,” katanya.

Jangkauan pendidikan ini terutama bagi mereka yang hidup di pulau terluar, terdepan, dan tertinggal (3T) agar bisa kuliah dengan biaya yang jauh lebih murah. Dengan program ini, dia berharap, masyarakat di desa jangan sampai tidak bisa kuliah karena masalah biaya.

Dia mencontohkan Banyuwangi, kepada Abdullah Azwar Anas Bupati Banyuwangi yang juga hadir dalam forum ini. Dia berpesan, jangan sampai warga desa tidak bisa kuliah dengan adanya program kuliah daring.

“Apalagi di desa-desa di Banyuwangi itu sudah terpasang fiber optic yang sudah sangat bagus sekali,” katanya.

Kemenristekdikti baru-baru ini telah meluncurkan program Pendidikan Jarak Jauh (PJJ) saat peringatan Hari Pendidikan Nasional Mei lalu. Nasir meluncurkan program itu dalam sebuah kegiatan di Bandung.

PJJ, kata Nasir, terutama untuk menjawab tantangan revolusi industri 4.0 yang sedang dihadapi Indonesia. Saat itu dia mengatakan, dalam waktu dekat Kemenristekdikti akan mengeluarkan Peraturan Menteri untuk mendukung program itu.

Dia juga menjelaskan, pengembangan kebijakan mengenai PJJ itu di antaranya adalah akan dilakukannya pembangunan universitas siber (Cyber University) yang akan melakukan pembelajaran daring.

Selain program itu, untuk meningkatkan kualitas SDM demi meningkatkan daya saing daerah di Indonesia, adalah pelaksanaan program beasiswa Bidik Misi.

Saat ini, kata Nasir, penerima beasiswa Bidikmisi sudah mencapai 302.764 mahasiswa. Dia menargetkan, sampai akhir 2018 ini ada 368.961 mahasiswa yang menerima beasiswa Bidik Misi.

“Jadi sudah tidak ada lagi pelajar tidak bisa kuliah karena tidak bisa bayar SPP, karena SPP akan ditanggung pemerintah, dan biaya hidup diberikan dalam beasiswa ini,” ujarnya. (den/nin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
31o
Kurs