Kamis, 28 Maret 2024

Dua Tahun Program SMA Double Track, Akan Pameran di Surabaya Akhir Pekan Ini

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Fajar Baskoro Tim IT program SMA/MA Double Track di Jatim Expo, Surabaya pada Jumat (27/12/2019) siang. Foto: Baskoro suarasurabaya.net

Program SMA/MA Double Track (DT) yang telah berjalan di Jawa Timur sejak tahun 2018 lalu, akan menggelar pameran di Jatim International Expo, Surabaya akhir pekan ini, Minggu (29/12/2019).

Sebanyak 157 SMA/MA dari 28 Kabupaten di Jawa Timur mengikuti program pelatihan keterampilan khusus bagi siswa SMA ini. Tujuannya, untuk mengurangi angka pengangguran lulusan SMA di Jatim. Fajar Baskoro Tim IT pada program SMA/MA Double Track mengatakan, 157 sekolah tersebut merupakan pilot project untuk memulai cakupan program yang lebih luas.

“Sebanyak 157 sekolah ini merupakan pilot project yang dipilih karena 60 persen lulusannya tidak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi,” ujar Fajar di Jatim Expo, Surabaya pada Jumat (27/12/2019) siang.

Akhir pekan ini, para sekolah ini akan menampilkan berbagai capaian karya dan produk yang telah dibuat oleh para siswa dalam dua tahun belakangan. Karya-karya ini melingkupi tujuh keterampilan, yaitu tata busana, tata boga, multimedia, kecantikan, listrik, teknik elektronik, dan TKR. Rencananya, akan ada 450 karya yang dipamerkan pada Festival ini.

Pada pameran ini juga, Dinas Pendidikan Jawa Timur akan memberikan penghargaan pada sekolah sesuai dengan level pencapaian sekolah selama dua tahun program ini berjalan.

“Ada 3 level sekolah DT. Level pertama, sekolah yang sudah bisa menyelenggarakan pelatihan, sekolah yang bisa mengembangkan produk, dan sekolah yang siswanya sudah bisa mendapatkan manfaat (barang atau jasa berhasil dijual,” katanya.

Selain tiga level ini, ada juga sekolah yang dikategorikan level 0. Sekolah yang termasuk dalam level ini, merupakan sekolah yang belum mampu menyelenggarakan program ini, meskipun pada tahap penyelenggaraan pelatihan. Biasanya, sekolah pada level ini berada pada daerah yang terluar sehingga memiliki akses yang sulit, seperti pulau Masalembu, Sumenep. Fajar mengklaim, hanya ada 5 persen sekolah yang termasuk dalam level ini.

Dinas Pendidikan Jatim mengaku, program ini secara spesifik belum mampu dinilai keberhasilannya. Sebab, program ini masih berjalan dua tahun. Artinya, belum ada siswa yang lulus dan menguji keberhasilan program ini di tengah-tengah masyarakat.

“Kalau keberhasilan dilihat dari jumlah peserta, sudah. Tapi kalau dampaknya, masih dua tahun (program SMA DT, red), masih belum ke masyarakat. Jadi belum bisa dilihat,” jelas Ani perwakilan Dinas Pendidikan Jatim. (bas/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 28 Maret 2024
28o
Kurs