Jumat, 26 April 2024

Mensos Pastikan 49 Penyintas Sampang Dapat PKH dan BPNT

Laporan oleh Zumrotul Abidin
Bagikan
Julari P Batubara Menteri Sosial saat penyerahan kartu keluarga sejahtera secara simbolik di sela kegiatan Peningkatan Kapasitas Pendamping BPNT 2019 di Hotel Vasa, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/12/2019) malam. Foto: Istimewa

Julari P Batubara Menteri Sosial memastikan sebanyak 49 korban konflik Sampang mendapatkan Bantuan Pangan Non Tunai dan Program Keluarga Harapan. Untuk itu, mereka menerima kartu keluarga sejahtera sebagai bentuk telah masuk dalam program bantuan pemberdayaan pemerintah.

Penyerahan kartu tersebut dilakukan secara simbolik oleh Mensos di sela kegiatan Peningkatan Kapasitas Pendamping BPNT 2019 di Hotel Vasa, Surabaya, Jawa Timur, Kamis (12/12/2019) malam.

“Setelah dilakukan validasi terhadap pengungsi korban konflik Sampang di kabupaten Sidoarjo. Dari 66 pengungsi yang masih tinggal sebanyak 49 memenuhi syarat mendapatkan bantuan,” kata Mensos Juliari.

Mensos berharap penyitas atau korban konflik sampang dapat diterima dan mambaur dengan masyarakat lainnya sehingga mereka dapat menata kembali kehidupannya. Untuk itu, ia berharap Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) dapat melakukan pendampingan kepada para penyintas tersebut.

“Semoga bantuan yang diberikan dapat bermanfaat. Mari bersama-sama kita bersatu untuk membangun Indonesia maju dan sejahtera. Tidak ada lagi konflik,” tambah Mensos.

Dalam kesempatan ini, Mensos juga menyampaikan apresiasinya terhadap kerja keras segenap Sumber Daya Manusia program Bantuan Pangan Non Tunai (BPNT) dalam mewujudkan penyaluran tepat sasaran ke tangan keluarga penerima manfaat (KPM).

“BPNT sebagai salah satu program unggulan Kemensos program nasional yang telah terbukti berkontribusi dalam pengentasan kemiskinan. Hal ini tentunya tak lepas dari peran pendamping. Kalian adalah pejuang kesejahteran sosial. Tanpa kalian, kami (Kemensos) tidak bisa apa-apa,” kata Juliari.

Sebanyak 269 orang pendamping bantuan sosial (bansos) pangan menghadiri acara ini. Mereka berasal dari enam provinsi, khususnya wilayah III yang terdata dalam Ditjen Penanganan Fakir Miskin (PFM) Kemensos, yakni Sulawesi Utara, Sulawesi Tenggara, Sulawesi Tengah, Gorontalo, Sulawesi Barat, dan Jawa Timur.

Penguatan kapasitas pendamping juga diikuti para pendamping dari kalangan milenial. Untuk itu, Mensos merasa senang melihat keterlibatan generasi melenial tersebut karena mereka diyakini memiliki pola pikir terbuka dan mampu mengikuti perkembangan zaman.

“Ini (pendamping dari kalangan milenial) harus diberdayakan supaya jangan sampai keuntungan ini malah menjadi bencana. Artinya, generasi muda harus benar-benar memberikan warna bagi kehidupan bangsa dan negara,” ujar Ari, sapaan Mensos Juliari.

“Kehadiran pendamping milenial membuat pemerintah semakin optimistis penyaluran bansos pangan ke depan akan semakin baik. Meski demikian saya mengingatkan agar para pendamping selalu mengembangkan diri dengan berbagai pengetahuan sehingga dapat meningkatkan pemberdayaan bagi penerima manfaat BPNT,” tegas Ari.

Andi ZA Dulung Direktur Jenderal PFM Kemensos mengatakan, peningkatan kapasitas pendamping BPNT diikuti oleh beberapa unsur antara lain Koordinator Tenaga Kesejahteraan Sosial (Korteks) sebanyak 95 orang, Koordinator Wilayah Program Keluarga Harapan sebanyak 14 orang dan unsur dari Kemensos serta Dinas Sosial sebanyak 34 orang.

“Kita berharap mereka yang mendapatkan pelatihan ini bisa membantu KPM PKH dan BPNT bisa berdaya dan keluar dari masalah kemiskinan yang mereka alami selama ini,” kata Andi Dulung.

Andi ZA Dulung juga mengatakan pada kegiatan tersebut diserahkan beasiswa kepada tiga anak berprestasi, penyerahan Kredit Usaha Rakyat (KUR) oleh Bank BRI kepada sembilan Kelompok Usaha Bersama (KUBE) berprestasi, dan penyerahan buku tabungan kepada 49 keluarga.

Di tempat yang sama, Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur menyambut baik bantuan yang diberikan kepada penyintas Sampang. Selain itu, Gubernur juga mendukung penuh penyaluran BPNT di Jawa Timur Sebagai bentuk dukungannya, Khofifah mejelaskan saat ini Jawa Timur mengalami surplus 2,8 miliar butir telur yang dapat digunakan sebagai bagian BPNT.

“Jawa Timur memproduksi 8,2 miliar butir telur. Kami berharap Bapak (Mensos Juliari) memperbanyak bansos pangan di sini,” kata Khofifah. (bid/dwi)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
30o
Kurs