Jumat, 19 April 2024

Model Penanganan Bencana Indonesia Jadi Best Practice

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama Direktur Operasi Basarnas saat menjadi pembicara dalam diskusi roundtable bertema "Localization in Disaster Response: Lessons Learned and Good Practices in the Asia Pacific" di Jenewa, Swiss. Foto: Antara

Model penanganan bencana Indonesia terpilih menjadi Best Practice dalam Pekan Jejaring dan Kemitraan Kemanusiaan (Humanitarian Networks and Partnerships Week/HNPW) 2019 yang diselenggarakan di Jenewa, Swiss, pada 4-8 Februari 2019.

Status Indonesia sebagai juara pengurangan risiko bencana (disaster risk reduction/DRR) pun kembali ditegaskan selama Pekan Jejaring dan Kemitraan Kemanusiaan, seperti disampaikan dalam keterangan tertulis dari Perwakilan Tetap RI di Jenewa, yang dilansir Antara di Jakarta, Sabtu (9/2/2019).

Pengalaman Indonesia menangani bencana-bencana besar tahun lalu, khususnya bencana di Palu dan Donggala, banyak dijadikan pembelajaran dan model dalam pengelolaan bencana.

Hal itu diungkapkan tidak hanya dalam kegiatan utama HNPW tetapi juga dalam kegiatan diskusi bertema “Localisation in Disaster Response: Lessons Learned and Good Practices in the Asia Pacific”, yang diselenggarakan atas kerja sama Perwakilan Australia, Federasi Internasional Perhimpunan Palang Merah dan Bulan Sabit Merah (IFRC) dan Kantor Koordinasi Urusan Kemanusiaan PBB (UNOCHA).

Dalam acara tersebut, delegasi Indonesia yang diwakili oleh Brigjen TNI (Mar) Budi Purnama Direktur Operasi Basarnas, menyampaikan bahwa Indonesia telah mengambil banyak pembelajaran dari bencana-bencana yang terjadi sebelumnya.

Budi menekankan pentingnya peningkatan kapasitas aktor kemanusiaan yang terlibat dan pemahaman atas keperluan bantuan kemanusiaan yang berkelanjutan serta penguatan kerja sama, baik antarinstansi di dalam negeri maupun antara instansi lokal dengan mitra internasionalnya.

Lebih lanjut, Basarnas juga telah menunjukan kapasitasnya dalam setiap respon kedaruratan baik bencana alam ataupun kecelakaan transportasi.

Hal itu menjadi bagian penting dalam proses pemberian akreditasi Tim Urban SAR internasional kelas Medium kepada Basarnas. Dengan demikian, Basarnas dapat menjalankan misi SAR internasional dengan memberikan bantuan SAR ke luar negeri serta meningkatkan profesionalisme penanganan SAR dalam bencana di dalam negeri.

Adelina Kamal Direktur Eksekutif Pusat Bantuan Kemanusiaan ASEAN (AHA Centre), menilai bahwa ketegasan Pemerintah Indonesia dalam pengambilan keputusan dalam penanganan bencana di saat-saat genting patut menjadi contoh.

Sementara itu, Kristen Knutson Perwakilan Kantor Regional UNOCHA di Bangkok, menyampaikan bahwa kerja sama dengan berbagai pemangku kepentingan di Indonesia sangat mudah karena tingkat kesiapsiagaan yang tinggi.

Sekadar diketahui, HNPW ke-6 itu merupakan kegiatan tahunan yang diselenggarakan oleh UNOCHA bekerjasama dengan Pemerintah Swiss. HNPW bertujuan untuk memfasilitasi pembentukan dan penguatan jejaring antaraktor kemanusiaan. (ant/wil/tin)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
33o
Kurs