Minggu, 19 Mei 2024

RSPP Rawat 90 Mahasiswa Korban Unjuk Rasa di DPR RI

Laporan oleh Muchlis Fadjarudin
Bagikan
Kurniawan Iskandar Direktur RSPP (tengah) dalam konferensi pers di RSPP, Jakarta. Foto: Antara

Rumah Sakit Pusat Pertamina (RSPP) Jakarta Selatan merawat 90 Mahasiswa yang terluka akibat unjuk rasa di depan gedung DPR RI, Senayan, Selasa (24/9/2019).

Agus W Susetyo Kepala Manajemen RSPP mengatakan ke 90 mahasiswa tersebut masuk ke RSPP langsung ke ruang emergensi dan tidak ada rujukan dari puskesmas atau rumah sakit lain.

“Ada 90 pasien masuk ke emergensi. Semuanya lewat emergensi dan pasien itu dikirim dari kejadian di depan gedung DPR/MPR, jadi tidak ada rujukan dari Puskesmas atau klinik atau rumah sakit lain,” ujar Agus di RSPP, Jakarta Selatan, Rabu (25/9/2019).

Kata Agus, untuk kondisi 90 pasien itu dilakukan Triase atau pemilahan status kegawatdaruratan pasien, ada status warna hijau, kuning dan merah.

“Triase kita pilah jadi tiga. Untuk warna hijau itu ada 74 pasien, kemudian triase kuning ada 14 dan yang merah ada dua,” jelasnya.

Jadi, menurut Agus, untuk status yang hijau itu, pemahamannya adalah pasien tidak terlalu gawat, bisa mandiri, datang sendiri, jalan segala macam dan penanganannya cukup sederhana. Kemudian untuk yang kuning itu harus segera di observasi tetapi pasiennya stabil di IGD, jadi bisa juga langsung pulang dengan perawatan sederhana. Sedangkan untuk kondisi yang merah itu pasiennya harus dilakukan penanganan dengan segera karena kalau tidak dilakukan dengan segera ditakutkan ada kecacatan ataupun kegawatdaruratan lebih lanjut.

Dia menegaskan, untuk status hitam atau meninggal tidak ada.

“Untuk yang hitam tidak ada. Jadi yang meninggal di kita tidak ada,” tegasnya.

Sementara dr. Kurniawan Direktur RSPP menjelaskan kalau tiga mahasiswa sekarang ditangani oleh dokter spesialis neurologi dan syaraf.

Kata Kurniawan, mahasiswa yang ditangani dokter spesialis itu luka trauma tumpul dan kompresi tulang kepala di daerah pariental kanan yang menyebabkan pendarahan sub subarachnoid hemorrhage.

“Kalau kondisi korban lebih parah, akan dilakukan tindakan operasi,” kata Kurniawan.

Korban mahasiswa kedua juga mengalami trauma tumpul di bagian kepala dan mendapatkan luka jahitan. Mahasiswa tersebut mengalami muntah-muntah dan dehidrasi karena menghirup gas air mata.

Kata Kurniawan, kondisi pasien pagi ini dalam keadaan baik, dan sudah di ruang perawatan umum.

Sementara untuk biaya perawatan korban mahasiswa ini, semuanya ditanggung oleh dinas kesehatan DKI Jakarta.

Sekadar diketahui, aksi ribuan mahasiswa menolak pengesahan Rancangan Kitab Undang-Undang Hukum Pidana (RKUHP) menjadi UU dan menolak UU KPK hasil revisi berakhir ricuh. Bentrokan antara mahasiswa dan polisi tidak terelakan. Water canon (semprotan air) dikerahkan untuk menghalau mahasiswa, termasuk tembakan gas aair mata. Pasukan pengendali mas(Dalmas) dan Pasukan anti Huru Hara (PHH) diturunkan untuk menghalau mahasiswa menjauhi gedung DPR karena pagar gedung DPR ada yang roboh karena unjuk rasa tersebut.(faz/iss/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Minggu, 19 Mei 2024
32o
Kurs