Selasa, 15 Oktober 2024

Reuni 212 Menuntut Proses Hukum Sukmawati Soekarnoputri dan Pemulangan Habib Rizieq

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Panitia Reuni 212 menggelar keterangan pers di Jakarta, jelang pelaksanaan Reuni 212 Tahun 2019, Jumat (29/11/2019). Foto: Farid suarasurabaya.net

Persaudaraan Alumni (PA) 212 berencana menggelar aksi bertajuk Maulid Akbar dan Reuni Mujahid 212, di kawasan Monumen Nasional (Monas), Jakarta Pusat, Senin (2/12/2019).

Awiet Masyhuri Ketua Panitia Reuni 212 mengatakan, kegiatan akan dimulai pukul 02.00 WIB dengan Salat Tahajud, lalu dilanjutkan Salat Subuh berjamaah, dan rangkaian acara selesai pukul 08.30 WIB.

Panitia memperkirakan, acara akan diikuti sekitar satu juta orang. Sejumlah nama politisi yang menyatakan akan hadir antara lain Anies Baswedan Gubernur DKI Jakarta dan Hidayat Nur Wahid Wakil Ketua MPR RI.

Ada beberapa tuntutan yang akan disampaikan dalam acara Reuni 212 tahun ini.

Pertama, meminta Polri memroses hukum Sukmawati Soekarnoputri atas dugaan menista Agama Islam karena membandingkan peran Nabi Muhammad SAW dengan Soekarno pada masa perang Kemerdekaan Indonesia.

“Kami menyayangkan belum ada progres atas laporan saudara-saudara kami di berbagai daerah atas penghinaan Ibu Sukmawati membandingkan peran Rasulullah dengan Sukarno di saat zaman penjajahan adalah tidak tepat sikap tersebut yang tergolong penistaan agama Islam. Untuk itu, kami meminta kepada pihak kepolisian untuk segera memproses Ibu Sukmawati Soekarnoputri sebagaimana hukum yang berlaku di negeri ini. Jangan sampai negara bertindak tidak adil dalam penegakan hukum,” ujar Awiet di Jakarta, Jumat (29/11/2019).

Tuntutan kedua, PA 212 mendesak Pemerintah Indonesia segera memulangkan Habib Rizieq Shihab pimpinan ormas Front Pembela Islam (FPI) dari Arab Saudi.

Panitia acara Reuni 212 mengklaim sudah mendapat izin kegiatan dari Polda Metro Jaya dan Pemprov DKI Jakarta.

Sementara di tempat terpisah, Moeldoko Kepala Staf Kepresidenan berharap, acara Reuni 212 berjalan baik dan tertib.

Menurut Moeldoko, masyarakat sekarang sudah tenang dan damai, tidak ada ketegangan terkait isu politik.

Maka dari itu, mantan Panglima TNI mengimbau kelompok masyarakat tidak terlalu sering membuat gerakan bernuansa politis yang melibatkan banyak massa.(rid/tin/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Selasa, 15 Oktober 2024
32o
Kurs