Sabtu, 11 Mei 2024

Sebanyak 995 Balita di Madiun Mengalami Stunting

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Pemkot Madiun cegah balita stunting. Foto: Diskominfo Kota Madiun

Dinas Kesehatan dan Keluarga Berencana (Dinkes dan KB) Kota Madiun, Jawa Timur, hingga akhir Desember 2018 menemukan sebanyak 995 balita di wilayah itu yang mengalami kondisi stunting atau kerdil.

“Dari kasus sebanyak 995 balita stunting tersebut, persentasenya mencapai 11,84 persen,” ujar Agung Sulistya Wardani Kepala Dinkes dan KB Kota Madiun saat kegiatan Sarasehan Penanganan Masalah Gizi, di Aula Gedung Asrama Haji Kota Madiun, Kamis (14/3/2019).

Menurut dia, meski kasus tersebut masih kurang dari target WHO, angka itu dirasa cukup besar. Adapun, WHO menargetkan angka stunting di suatu wilayah tidak boleh lebih dari 15 persen.

Terdapat sejumlah faktor yang memengaruhi balita mengalami stunting. Di antaranya 30 persennya karena kondisi kesehatan dan 70 persen lainnya multisektor.

“Multisektor, di antaranya dipengaruhi oleh kesehatan lingkungan, seperti mutu tanah, air dan lainnya,” kata Wardani kepada wartawan.

Guna mengurangi kasus stunting, Pemkot Madiun terus berupaya melakukan pencegahan. Beberapa program dan kegiatan yang telah dicanangkan melalui OPD untuk mencegah stunting antara lain, pencukupan gizi, imunisasi, jambanisasi, kampung KB, program keluarga harapan, posyandu, hingga kampanye makan ikan.

Selain itu, pendampingan terhadap ibu hamil juga dilakukan. Hal itu berlanjut saat ibu melahirkan hingga anak usia 2 tahun.

Wardani menjelaskan, jika kondisi stunting tidak segera ditangani, akan berdampak buruk pada tumbuh kembang anak. Di antaranya mempengaruhi pertumbuhan otak dan ketahanan tubuh anak terhadap suatu penyakit akan terganggu.

“Utamanya mulai masa kehamilan sampai dengan anak usia 2 tahun itu periode emas. Jadi mohon untuk mengikuti saran dari kesehatan dan juga berperilaku hidup bersih,” kata dia.

Selain itu, warga juga dituntut untuk menerapkan perilaku hidup bersih dan sehat. Seperti buang air besar d tempatnya, mencuci tangan dengan sabun sebelum makan, dan membuang sampah pada tempatnya.

Adapun, selain mencegah kasus stunting di Kota Madiun, kegiatan Sarasehan Penanganan Masalah Gizi tersebut juga bertujuan untuk meningatkan kesadaran warga Kota Madiun untuk lebih sehat sehingga melahirkan generasi bangsa yang berkualitas.(ant/tin/dwi/rst)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 11 Mei 2024
28o
Kurs