Selasa, 23 April 2024

Soal Telur Terkontaminasi Dioksin Ecoton Minta Pemerintah Bicara dengan Data

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Pada Selasa (19/11/2019) pagi, sejumlah orang dari dinas terkait mendatangi langsung Desa Bangun dan mengambil beberapa sampel telur di desa itu. Foto: Dok./Baskoro suarasurabaya.net

Prigi Arisandi Direktur Ecoton meminta agar hasil penelitian IPEN (Gabungan LSM Lingkungan Dunia) dipahami dengan baik sehingga tidak salah bereaksi. Ia menegaskan, hasil temuan ini merupakan early warning system mengenai persoalan lingkungan yang ditimbulkan sampah plastik impor di Jawa Timur.

“Harusnya, (pemerintah, red) itu tadi. Merespon penelitian kami. Penelitian kami harus direspon. Ada langkah jangka panjang, ada langkah jangka pendek. Oke, kalau mereka tidak mengakui penelitian kami, sampean bikin o penelitian. Pejabat, semua pihak, harus ngomong data. Saya punya data, harus dibalas dengan data. Pemerintah harus berhati-hati berkomentar,” ujarnya pada Jumat (22/11/2019).

“Kajian dulu, jangan komen dulu. Ini yang membuat kita gak pinter itu loh. Harus kajian dulu, dicerna dulu, baru komen. Akhirnya salah bereaksi nantinya,” lanjutnya.

Ia juga menepis anggapan bahwa hasil penelitian ini menimbulkan ketakutan dan kekhawatiran masyarakat Jatim untuk mengonsumsi telur. Ia mengatakan, harus ada survey yang membuktikan hal itu.

Seperti diketahui, ketika penelitian ini dirilis pada Kamis (14/11/2019) lalu, muncul respon beragam dari pemerintah. Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jawa Timur misalnya. Pada Minggu (17/11/2019), ia mengimbau masyarakat tak perlu cemas mengonsumsi telur yang diproduksi oleh peternak ayam petelur di Jawa Timur.

Sedangkan, Daru Setyorini Peneliti Ecoton menegaskan, penelitian tersebut memang bukan untuk menggeneralisisasi semua telur di Jatim terkontaminasi dioksin. Ia menegaskan, penelitian ini kasuistik terjadi di Desa Tropodo, Sidoarjo dan Desa Bangun, Mojokerto akibat sampah plastik impor.

Saiful Illah Bupati Sidoarjo pada Selasa (19/11/2019) mencoba menawarkan solusi pengganti sampah plastik impor sebagai bahan bakar pengusaha Tahu di Tropodo, Sidoarjo dengan pelet kayu (wood pellets) dari pabriknya. Ia mengatakan, pelet kayu bisa jadi salah satu alternatif diluar city gas dan LPG.

Sebelumnya, Ecoton meminta aksi nyata Khofifah untuk menyikapi fakta adanya pencemaran lingkungan di Jatim akibat sampah plastik impor dari beberapa negara maju. (bas/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 23 April 2024
30o
Kurs