Kamis, 9 Mei 2024

Berkejaran dengan Waktu Memproduksi Baju Hazmat

Laporan oleh Agung Hari Baskoro
Bagikan
Ilustrasi. Novita Rahayu Purwaningsih pemilik UMKM V-Ra Collection yang biasa mengerjakan baju-baju fashion, kini ia dan sejumlah karyawannya sedang memproduksi baju hazmat pesanan Pemkot Surabaya. Dalam sehari, ia bisa memproduksi ratusan baju hazmat. Foto : Istimewa

Keterbatasan baju Hazmat bagi para petugas medis yang sedang berjibaku melawan pandemi Covid-19 membuat pemerintah mengambil langkah darurat, salah satunya memberdayakan UMKM untuk memproduksinya.

Novita Rahayu Purwaningsih pemilik UMKM V-Ra Collection salah satunya. Biasa mengerjakan baju-baju fashion, kini ia dan sejumlah karyawannya sedang memproduksi baju hazmat pesanan Pemkot Surabaya. Dalam sehari, ia bisa memproduksi ratusan baju hazmat.

Awalnya, pada Senin (23/3/2020), ia dihubungi oleh Wiwiek Widayati Kepala Dinas Perdagangan Kota Surabaya. Ia ditantang menyelesaikan sekitar 150 pcs baju hazmat untuk Selasa (24/3/2020) pagi.

Setelah bernegosiasi, akhirnya ia menyanggupi deadline Rabu (25/3/2020). Tapi, jumlah yang harus diselesaikan tambah menjadi 222 pcs. Meskipun agak berat, ia akhirnya menyanggupi. Bersama 17 temannya, ia mengerjakan ratusan pesanan untuk para petugas medis itu.

“Memang kan lagi dibutuhkan. Jadi yah, saya paham lah. Siapa lagi kan. Sampai malam. Sampai ketemu pagi lagi (memproduksinya),” kata Novita sambil tertawa.

Pembuatan baju Hazmat gelombang pertama ini berhasil dipenuhi Novita. Ia mengatakan, bahan yang digunakan yaitu Goretex, semuanya disediakan oleh Pemkot Surabaya.

“Dinas (Perdagangan) cari bahan, yang sesuai dengan standar medis yang sesuai dari arahan Dinas Kesehatan, termasuk resleting, kita tinggal jahit aja. Karena bahannya juga mulai langka,” jelasnya.

Saat ini, ia sedang mengerjakan pembuatan baju Hazmat gelombang kedua. Bahan dari Pemkot baru saja tiba Sabtu (28/3/2020) kemarin. Kali ini, bahannya berbeda memakai Taslan. Sebab, bahan pertama sudah langka di pasaran.

“Gelombang kedua, ada empat gelondong (kain) jadi 105 pcs. Kemarin, sabtu (tiba). Sekarang masih proses jahit. Besok pagi jadi,” katanya.

Ia mengatakan, meski deadline yang diberikan terbilang cukup mepet, ia berusaha sebaik mungkin menyelesaikan pemesanan ini. Sebab, baginya, ini adalah jalan baginya ikut andil membantu dalam wabah ini.

“Ya, apa ya, menjadi kayak sesuatu gitu. Kita punya andil dalam musibah ini. Jadi ada yang bisa dilakukan untuk membantu,” jelasnya.

Sebagai informasi, selain baju hazmat, Dinas Perdagangan Kota Surabaya melalui UMKM juga memproduksi masker berbahan kain. Selain itu, Badan Kepegawaian Diklat (BKD) Surabaya juga membaut inovasi berupa alat pelindung wajah (face shield). (bas/iss)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 9 Mei 2024
27o
Kurs