Jumat, 19 April 2024

Vaksin Merah Putih, Ikut Perpendek Masa Pandemi dengan Risiko Minimal

Laporan oleh Chusnul Mubasyirin
Bagikan
Live instagram KelaSS Pintar episode 8 dengan tema "Harapan Baru Vaksin Merah Putih" di akun @suarasurabayamedia, Rabu (12/8/2020). Foto: Purnama suarasurabaya.net

Negara besar Indonesia tentu memiliki sumber daya yang besar pula untuk dikembangkan. Di saat pandemi seperti sekarang, ketika semua orang berharap adanya vaksin untuk menghentikan sebaran Covid-19, negeri ini pun sanggup menghadirkan sendiri vaksin yang disebut-sebut dengan Vaksin Merah Putih.

Disebut Vaksin Merah Putih karena vaksin ini dikembangkan mengacu pada spesimen virus yang berkembang dalam negeri, dikerjakan di laboratorium dan oleh peneliti anak negeri, dan diperuntukkan bagi bangsa sendiri. Hal itu dikatakan Prof. Dr. Amin Soebandrio, Kepala Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, saat Live Instagram di KelaSS Pintar Suara Surabaya, Rabu (12/8/2020).

Vaksin ini, katanya, akan tersedia sekira 18 bulan sejak proses penelitian dilakukan oleh Lembaga Biomolekuler Eijkman (LBME) sejak awal 2020. “Jadi kira-kira akan siap dipasarkan ke masyarakat sekitar pertengahan bahkan akhir 2021,” cetusnya.

Kok lama? Prof Amin memaparkan, pihaknya secara resmi diberi mandat untuk mengembangkan mulai April-Mei 2020. “Dan kami hanya diberi waktu satu tahun untuk mengembang bibit vaksinnya,” katanya. Bibit vaksin itu nantinya akan diserahkan ke industry untuk dilanjutkan ke uji klinik. Kalau tidak ada kendala, prosesnya akan cepat sesuai harapan dan bisa didistribusikan bersamaan dengan vaksin Sinovac yang didatangkan dari luar.

Ada vaksin Sinovac ada vaksin Merah Putih? “Perbedaan utamanya adalah platformnya. Kalau Sinovac menggunakan satu virus kemudian diperbanyak di lab lalu virus itu dipisahkan dan dilakukan inaktivasi (inactivated vaccine) setelah itu diformulasikan agar aman bagi manusia. Jadi vaksin yang diberikan adalah keseluruhan virus,” katanya.

Inactivated vaccine adalah bentuk vaksin yang dilemahkan sehingga tidak lagi menyebabkan penyakit. Vaksin yang dibuat dengan metode inaktivasi biasanya perlu beberapa dosis sebelum seseorang bisa mendapatkan kekebalan yang diinginkan.

Sementara itu, dijelaskan oleh Prof Amin, vaksin Merah Putih dikembangkan dengan metode rekombinan.

“Kalau Merah Putih adalah sub unitnya. Tidak seluruh virusnya, hanya bagian-bagian tertentu dari virus yang dianggap penting kemudian diperbanyak dan dijadikan antigen,” tuturnya. Salah satu keuntungan metode rekombinan, bisa meminimalkan reaksi-reaksi yang tidak diperlukan.

Lalu kepada siapa vaksin diberikan? Vaksin Merah Putih, katanya, diperuntukkan bagi orang yang sehat, yang antibodinya bersih, tidak tertular Covid-19. Bagi yang sudah pernah sakit, kemungkinan dalam tubuhnya sudah ada antibody yang lain.

“Kalau diberikan kepada orang yang pernah sakit Covid-19, perlu dilakukan uji coba lagi,” ucapnya.

Keberadaan vaksin Sinovac, ia menambahkan, memang diperlukan untuk memenuhi target yang dibutuhkan. Bila vaksin Sinovac bisa mensuplai 40 persen, artinya vaksin Merah Putih diharapkan bisa memenuhi sisa yang dibutuhkan, atau sekitar 50-60 persen pada tenggat waktu yang ditentukan.

“Prinsipnya saya membuat vaksin sebaik-baiknya. Kita upayakan dalam negri, kita tidak boleh hanya menggantungkan produksi dari luar negeri. Kita memang membuka kesempatan vaksin dari luar, asal memenuhi segala persyaratannya oleh para pihak,” tegasnya. Kalau hanya menunggu dari luar negeri, cetusnya, bangsa ini akan menunggu lebih lama. “Tapi setidaknya dengan vaksin itu kita bisa memperpendek proses vaksinasi lebih cepat.”

Tapi Prof Amin mengingatkan, meskipun kita sudah memiliki vaksin, bukan berarti bangsa kita sudah kembali bebas dan normal. Perilaku yang diharapkan tetap berdamai dengan 3 M; memakai masker, mencuci tangan, dan menjaga jarak. “Bagaimana pun vaksin untuk virus di dalam. Sementara virus yang di luar, masih berkeliaran,” katanya. “Pandemi belum selesai. Dan 80 persen pengendalian pandemi tergantung pada disiplin kita dalam berperilaku sehat.” (cus/lim)

 

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 19 April 2024
32o
Kurs