Jumat, 26 April 2024

Antisipasi BOR di Beberapa RS Surabaya Penuh, Masyarakat Bisa Periksa di Puskesmas

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi Swab Test PCR di Puskesma Pakis. Foto: Dok suarasurabaya.net

Dokter Dodo Anondo Ketua Perhimpunan Rumah Sakit Seluruh Indonesia (Persi) Jatim mengimbau masyarakat, terkait kondisi Bed Occupancy Rate (BOR) atau tingkat keterisian tempat tidur di banyak rumah sakit yang sudah penuh, bila merasakan sakit agar segera memeriksakan diri ke Puskesmas.

“Sekarang kita harus berpikir pokoknya ada rasa sakit di tenggorokan, sesak, batuk, pilek harus betul-betul segera ke Puskesmas. Begitu diperiksa antigen, positif nanti Puskesmas akan mengarahkan di mana nantinya (dirawat–red),” kata dr. Dodo kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (24/6/2021) pagi.

Hal ini untuk mengantisipasi bila pasien gejalanya makin berat, sedangkan BOR di rumah sakit penuh.

Dia menggambarkan, kebanyakan pasien saat ini datang ke rumah sakit sudah dalam kondisi sesak.

“Puskesmas akan ngarahkan kalau bisa isolasi mandiri ya isolasi mandiri. Cuma masalahnya sekarang mereka datangnya sudah dalam posisi sudah mulai sesak, batuk, pilek,” kata dr. Dodo.

Dia juga menyayangkan masih banyak masyarakat yang menganggap remeh batuk dan pilek.

Sedangkan prosedur perawatan bila masyarakat dinyatakan positif Covid-19, bisa segera datang ke Puskesmas untuk mendapatkan pertolongan pertama.

“Harusnya ke puskesmas. Puskesmas bisa memberikan pertolongan, walaupun gejalanya sesak sebentar,” terangnya.

Hingga pukul 02.00 WIB hari ini, kata dokter Dodo, kondisi BOR di rumah sakit rujukan penuh. Termasuk ruang isolasi khusus. Pasien yang datang, walaupun gejala ringan, tapi mengarah ke kejang sehingga tidak bisa isolasi mandiri.

“Sampai jam 2 tadi, full semua gak ada termasuk ruang isolasi khusus penuh semua. Artinya kalau OTG bisa di Asrama Haji. Tapi permasalahannya, masyarakat yang datang dengan gejala walaupun ringan mengarah ke kejang, Itu gak bisa di isolasi mandiri, mesti ke RS,” ungkapnya.

Dia mengimbau agar masyarakat menjaga protokol kesehatan dan dalam penerapan PPKM Mikro diperlukan peran penting dari RT/RW untuk mengawasi warganya.

“Dari lingkungan RT/RW kalau ada satu dua yang positif harus siap menjaga ketat. Kedua, masyarakat menjaga kesehatan masing-masing dengan prokes dan 5M,” kata Direktur Rumah Sakit Islam Ahmad Yani Surabaya ini.(dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 26 April 2024
29o
Kurs