Kamis, 25 April 2024

Cakupan Imunisasi Dasar di Tengah Pandemi Turun 56,9 Persen

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Imunisasi pada anak untuk menjaga kekebalan tubuh. Foto: Antara

Cakupan imunisasi dasar (non Covid-19) bagi anak-anak di tengah pandemi Covid-19 mengalami penurunan yang cukup signifikan mencapai 56,9 persen.

Dokter Deliana Permatasari Vaccine Medical Director GlaxoSmithKline (GSK) menyayangkan itu. Karena imunisasi dasar yang lengkap berperan penting melindungi anak.

Baik dari risiko terpapar Covid-19 maupun penyakit KLB PD3I (Kejadian Luar Biasa Penyakit yang Dapat Dicegah dengan Imunisasi).

“Di masa pandemi seperti saat ini, penting untuk terus melakukan edukasi mengenai pentingnya imunisasi serta meyakinkan orang tua untuk memberikan imunisasi kepada anak-anaknya dengan tetap memperhatikan prinsip Pencegahan dan Pengendalian Infeksi (PPI),” ujarnya.

Menyikapi kondisi imunisasi di masa pandemi Covid-19 yang masih berjalan sampai saat ini, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) telah melakukan pemutakhiran rekomendasi pelayanan imunisasi rutin anak di masa pandemi Covid-19 tanggal 27 Juli 2021 lalu.

Pemutakhiran ini merupakan hasil pertimbangan dari tinjauan pemberian imunisasi rutin saat awal pemberlakuan PPKM darurat, situasi terkini pandemi Covid-19, serta perpanjangan PPKM.

IDAI merekomendasikan agar semua anggota IDAI di daerah PPKM kembali melanjutkan layanan imunisasi, terutama imunisasi kejar secara simultan.

Pertimbangannya adalah risiko di masing-masing fasilitas kesehatan dengan penerapan protokol kesehatan yang ketat untuk tenaga kesehatan maupun pasien.

Lebih lanjut, IDAI merekomendasikan layanan imunisasi di masa pandemi Covid-19 agar mengikuti Petunjuk Teknis Pelayanan Imunisasi Pada Masa Pandemi Covid-19.

Sebelumnya, Kemenkes bersama IDAI, ITAGI, Komnas KIPI, WHO, Unicef dan CHAI Indonesia telah menyusun petunjuk teknis itu pada Mei 2020.

Layanan imunisasi jika perlu dan memungkinkan bisa menerapkan layanan tanpa turun (lantatur/drive thru).

Selain itu dokter juga diminta memprioritaskan telekonsultasi untuk pelayanan kesehatan anak bukan gawat darurat serta melakukan pemantauan telekonsultasi untuk anak-anak yang sedang dalam isolasi mandiri.

Terkait PPI, Kementerian Kesehatan dan IDAI telah mengeluarkan petunjuk teknis pelayanan imunisasi di masa pandemi Covid- 19.

Tujuannya supaya fasilitas kesehatan dan tenaga kesehatan tetap melayani imunisasi anak di tengah pandemi.

Empat panduan yang terpenting adalah: Pertama, prinsip jaga jarak fisik. Kedua, pemberlakuan sistem triase (memisahkan anak yang imunisasi dengan anak yang berobat karena sakit).

Ketiga, pengaturan jam kedatangan untuk mencegah kerumunan pasien. Empat, sosialisasi bagi orang tua dan anak untuk menjalankan perilaku hidup bersih dan sehat (PHBS): mencuci tangan dengan sabun dan pakai masker.

Dengan adanya empat panduan untuk mendukung imunisasi yang aman, orang tua dapat kembali melakukan imunisasi yang mungkin terlewatkan atau dibutuhkan oleh anak-anak kita.

“Memberikan imunisasi lengkap pada bayi dan anak tidak hanya melindungi si anak dari penyakit tertentu tetapi juga membantu tercapainya kekebalan komunitas (herd immunity),” ujar dr Deliana.

Semakin banyak jumlah anak yang diimunisasi, kata dia, semakin tinggi pula cakupan imunisasi sehingga anak-anak yang tidak mendapat imunisasi akan tetap terlindungi.(man/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs