Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) saat ini serius godok kebijakan perkuliahan hybrid, sebagai tindak lanjut izin Kemdikbud Ristek Republik Indonesia perihal kuliah tatap muka mulai Juli 2021. Ditandai dengan dimulainya masa uji coba yang akan segera dilaksanakan beberapa waktu mendatang.
Prof Adi Supriyanto Wakil Rektor I Bidang Akademik dan Kemahasiswaan ITS menjelaskan bahwa proses uji coba dilakukan sebagai bahan evaluasi sebelum penyelenggaraan penggabungan sistem perkuliahan luring dan daring atau yang dikenal dengan istilah hybrid.
“Kandidat masa uji coba ini merupakan seluruh mahasiswa ITS angkatan 2020 yang berdomisili di Surabaya,” terang Adi Supriyanto, Rabu (19/5/2021).
Menurut Adi, pertimbangan dalam memilih mahasiswa angkatan 2020 adalah untuk memberi kesempatan mereka mengenal kampus ITS lebih dulu. Sebab, sejak semester pertama kuliah, mereka belum pernah merasakan suasana perkuliahan di dalam kampus.
“Selain itu, diharapkan dapat meminimalisir risiko penyebaran Covid-19 dan memudahkan mahasiswa karena tidak perlu mencari tempat kos,” tambah guru besar Teknik Elektro ini.
Untuk sistem uji coba ini, kata Adi, seluruh kandidat akan diberikan jadwal kuliah tatap muka di kampus dan kuliah daring secara bergantian. Selain itu, pihak kampus akan menanyakan kondisi kesehatan mahasiswa terkait ke orang tua maupun wali mereka masing-masing.
“Berdasarkan Undang-Undang, sebenarnya mahasiswa tidak memerlukan izin dari orang tua, tetapi kami akan tetap melakukan pendekatan kepada orang tua maupun wali untuk menanyakan kondisi mereka,” papar Adi.
Nantinya, jika masa uji coba ini dinilai efektif dan berlangsung dengan sukses memenuhi standar protokol kesehatan (prokes), maka pada semester gasal tahun ajaran 2021/2022 ITS akan melaksanakan perkuliahan hybrid bagi seluruh mahasiswa dari semua departemen.
“Tidak ada pengecualian, nantinya mahasiswa dari luar kota atau luar pulau pun diharuskan datang ke Surabaya,” ujar Adi.
Selanjutnya, ITS akan merilis pengumuman resmi mengenai masa uji coba yang dilaksanakan pasca Hari Raya Idul Fitri. Baru setelah akhir semester genap 2020/2021, akan diumumkan kebijakan model kuliah untuk semester gasal 2021/2022.
Dengan adanya kebijakan ini, Adi berharap semua pihak dapat bekerja sama dengan baik. “Semua orang harus bisa menyesuaikan diri, dosen harus terus memperbaiki metode pengajaran dan mahasiswa harus serius dalam kuliahnya,” kata Adi.
Selama pandemi belum berlalu, tegas Adi perkuliahan hybrid harus dilakukan. Sebab, jika semua mahasiswa melaksanakan perkuliahan luring secara bersamaan, akan sulit memenuhi prokes untuk mengatur jarak aman akibat jumlah ruangan yang terbatas. “Sedangkan, berdasarkan hasil survei yang dilakukan kepada seluruh mahasiswa ITS, hampir separuh responden menyatakan kuliah daring dirasa kurang efektif,” pungkas Adi.(tok/tin/ipg)