Sabtu, 4 Mei 2024

Kabul Seperti Kota Mati, Penjaga Keamanan Melarikan Diri

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Pejuang Taliban berdiri di luar Kementerian Dalam Negeri di Kabul, Afghanistan, (16/8/2021). Foto: Antara/Reuters

Jalan-jalan di kota Kabul sepi pada Senin (16/8/2021) pagi, sehari setelah gerilyawan Taliban mengambil alih ibu kota Afghanistan tanpa pertempuran. Namun bandara dipenuhi ratusan warga sipil yang berusaha melarikan diri.

Foto-foto yang beredar di media sosial memperlihatkan ratusan orang bergegas dengan barang bawaan mereka menuju tempat aman di terminal bandara saat terdengar letusan senjata. Belum ada informasi tentang korban.

Kantor-kantor pemerintah kosong, kata warga Kabul, seperti dikutip dari Antara.

Distrik Wazir Akbar Khan yang banyak ditempati kedutaan tampak kosong ketika semua diplomat dan keluarga mereka diungsikan ke luar kota atau bandara menunggu penerbangan.

Hanya ada sejumlah penjaga di pos-pos pemeriksaan yang biasanya dijaga ketat. Beberapa pengendara keluar dari mobil mereka untuk mengangkat portal penghalang di pos pemeriksaan sebelum melintas.

“Rasanya aneh duduk di sini dan melihat jalan-jalan yang kosong, tak ada lagi konvoi diplomat dengan mobil-mobil besar yang dipasangi senjata,” kata Gul Mohammed Hakim, seorang pembuat naan (roti) yang punya toko di kawasan itu.

“Saya di sini membuat roti, tapi hanya mendapat uang sangat sedikit. Petugas keamanan adalah kawan-kawan saya, mereka telah pergi.”

Dia belum kedatangan pembeli, katanya, dan masih tetap memanaskan tandoor (oven dari tanah liat) sebagai antisipasi.

“Perhatian pertama saya adalah menumbuhkan jenggot dan bagaimana menumbuhkannya dengan cepat,” kata Hakim.

“Saya juga bertanya kepada istri apa mereka punya cukup burka untuk dikenakan olehnya dan anak-anak perempuan saya.”

Selama Taliban berkuasa pada 1996-2001, penduduk laki-laki dilarang mencukur jenggot dan perempuan diharuskan memakai pakaian tertutup di tempat umum.

Di jalan Chicken Street, Kabul, sejumlah toko karpet, kerajinan dan perhiasan, juga kafe-kafe kecil, ditutup pemiliknya.

Sherzad Karim Stanekzai, pemilik toko karpet dan tekstil mengatakan, dia memutuskan untuk tidur di tokonya yang tutup untuk menjaga barang-barangnya.

“Saya benar-benar terkejut. Masuknya Taliban membuat saya takut, tapi (Presiden Ashraf) Ghani pergi meninggalkan kami semua dalam situasi yang memburuk ini,” kata dia.

“Saya kehilangan tiga saudara dalam tujuh tahun selama perang ini, sekarang saya harus melindungi bisnis saya.”

Dia mengaku tidak tahu dari mana pelanggan nanti akan datang. “Saya tahu tak akan ada lagi warga asing, orang-orang internasional yang akan datang ke Kabul,” katanya.

Pemimpin Taliban mengatakan para pejuang mereka telah “diperintahkan untuk membiarkan warga setempat melanjutkan aktivitas sehari-hari dan tidak melakukan apapun yang membuat takut warga sipil.”

“Hidup normal akan terus berlangsung dengan cara yang lebih baik, itulah yang bisa saya katakan untuk saat ini,” kata dia kepada Reuters lewat WhatsApp.(ant/iss/den)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
30o
Kurs