Kamis, 25 April 2024

Kembangkan Teaching Factory, Olah Jelantah Gunakan Integrated Biodiesel Laboratory

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Dilangsungkan secara daring, ITS bersama PT Bhanda Ghara Reksa (BGR), lakukan kerjasama. Foto: Humas ITS

Tindaklanjuti MoU, Institut Teknologi Sepuluh Nopember (ITS) bersama PT Bhanda Ghara Reksa tandatangani Perjanjian Kerja Sama (PKS) terkait teaching factory pengelolaan minyak jelantah dengan menggunakan Integrated Biodiesel Laboratory.

PKS tersebut merupakan bentuk kelanjutan perjanjian yang telah dilaksanakan pada Oktober 2020 lalu. Digelar secara daring, perjanjian ini berfokus pada proses eksekusi di mana akan dikembangkan suatu ekosistem yang dapat memproduksi bahan bakar nabati sendiri ke depannya.

M. Kuncoro Wibowo Direktur Utama PT Bhanda Ghara Reksa (BGR) menyatakan, perusahaan yang banyak bergerak di bidang logistik ini menginginkan suatu inovasi dalam hal daur ulang. Membagikan sudut pandangnya, pengelolaan limbah merupakan satu diantara sektor yang perlu diperhatikan. “Kondisi ini apabila diperhatikan dengan serius, akan menghasilkan peluang yang menjanjikan,” terang M. Kuncoro Wibowo, Selasa (29/6/2021).

PT BGR, lanjut Kuncoro telah mempertimbangkan mengenai kebutuhan bahan bakar yang sangat tinggi, terlebih dalam lingkup perusahaannya sendiri. Salah satunya adalah bahan bakar yang dibutuhkan oleh 1.500 armada truk yang dimiliki. “Kami yakin kebutuhan bahan bakar di Indonesia sangat tinggi, dan dibutuhkan alternatif bahan bakar pengganti,” ujar Kuncoro.

Sementara itu, Rektor ITS Prof Dr Ir Mochamad Ashari MEng menyatakan, kerja sama ini menjadi tonggak sejarah baru untuk mengembangkan suatu teaching factory. Bentuk kerja sama ini akan memberikan kontribusi nyata bagi dunia pendidikan, kampus, revenue, pengembangan, hingga kolaborasi baik dengan kementerian dan instansi lainnya.

Lebih lanjut ditambahkan Bambang Pramujati ST MSc Eng PhD., Wakil Rektor IV ITS, bahwa program kerja sama ini merupakan mini plan terhadap sarana pembelajaran dan penelitian. Yakni dalam pengelolaan hingga produksi bahan bakar nabati biodiesel dan gliserin dengan bahan baku minyak jelantah. “Minyak jelantah merupakan salah satu limbah yang banyak diproduksi terlebih dari industri pangan,” kata Dosen Departemen Teknik Mesin ini.

Menurut Bambang, proses pelaksanaan akan dilaksanakan sebanyak dua tahap secara garis besar. Pada tahap pertama akan dilakukan riset pengelolaan yang sesuai dengan Standar Nasional Indonesia (SNI). Kemudian akan dilanjutkan dengan proses produksi, utilisasi, hingga komersialisasi. “ITS memperkirakan mampu memproduksi 1.000 liter setiap 5 jam produksi,” tandas Bambang.

Untuk rancangan pelaksanaan, proses telah dimatangkan secara paralel, mulai dari detail layouting daerah yang aman untuk menjadi sasaran wilayah hingga penyusunan daftar perawatan. Rencana utama daerah sasaran adalah kawasan Sains Techno Park (STP) ITS pada klaster otomotif.

Ke depannya, PT BGR dan ITS akan meneruskan program kerja sama ini sebagai wujud kontribusi dalam mendukung upaya penghijauan di Indonesia. Hal ini seiring dengan rencana pemerintah dalam menetapkan biodiesel sebagai bahan bakar alternatif utama. “Kami berharap program ini dapat diresmikan pada Dies Natalis ITS ke-61, sehingga dapat segera dimanfaatkan,” pungkas Ashari.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs