Jumat, 29 Maret 2024

KORMI Ajak Masyarakat Gabung Komunitas Olahraga Tradisional Tingkat Kecamatan

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi egrang. Foto: Antara

Sunar, Sekretaris Komite Olahraga Rekreasi Masyarakat Indonesia (KORMI) Surabaya, mengajak warga Surabaya, baik anak-anak, remaja, dewasa hingga orang tua, bergabung dalam komunitas olahraga tingkat kecamatan yang ada di daerah masing-masing.

Tujuannya tak lain agar gaya hidup olahraga warga tetap terjaga sekaligus melestarikan olahraga tradisional seperti egrang, gobak sodor, tarik tambang, jemparingan atau panahan, ketapel, senam, lempar lembing dan lain sebagainya.

Menurutnya, Surabaya adalah kota di Indonesia yang memiliki olahraga tradisional yang kaya dan mestinya bisa terus berkembang. Apalagi, komunitas olahraga tradisional per kecamatan ini merupakan program Pemerintah Kota Surabaya agar olahraga tradisional tetap eksis dan menjadi kegiatan masyarakat yang menyenangkan. Nantinya, tiap komunitas akan dipertandingkan dalam kompetisi tingkat kota.

“Kompetisi olahraga tradisional itu sampai internasional, yang jenis olahraganya mendapat dukungan masyarakat luar biasa. Apalagi Surabaya gudangnya se-Indonesia. KORMI nyebutnya, Surabaya punya beban tinggi untuk mengolahragakan olahraga masyarakat,” katanya Radio Suara Surabaya, Minggu (17/10/2021).

Baik anak-anak di tingkat TK, SD, SMP, bahkan dewasa mnulai SMA hingga orangtua, lanjut Sunar, semua warga bisa mengikuti komunitas ini tanpa dipungut biaya.

Ia melanjutkan, KORMI mengusung misi olahraga tradisional dapat mengurangi kencanduan dan ketergantungan masyarakat, khususnya anak-anak dalam penggunaan gadget.

“Musuh kita adalah gadget, arah kita, anak-anak bisa melupakan gadget. Memang gadget dibutuhkan, tapi lupakan dulu gadget,” tegasnya.

Ia melihat, selama ini antusiasme masyarakat terhadap olahraga tradisional begitu tinggi. Karena saat orang mengikuti kompetisi olahraga tradisional, mereka tak sekadar mencari kemenangan tapi juga hiburan.

Itu lah yang membuat kompetisi olahraga tradisional selama pandemi ditiadakan, karena dipastikan akan memunculkan kerumunan. Meski begitu, atlet olahraga tradisional tetap menjalankan latihan seperti biasa hanya saja menggunakan protokol kesehatan yang ketat.

Sunar menjelaskan, pihaknya juga menjalin kerjasama dengan Universitas Negeri Surabaya (Unesa) terkait program ini. KORMI Surabaya juga telah membentuk Pinjor yang berisi kumpulan wasit olahraga tradisional agar pertandingan tetap berjalan fairplay.

“Bagaimana cara menilainya? sudah kita bentuk Pinjor. KORMI Surabaya kerjasama dengan Unesa. Di sana ada pengembangan olahraga tradisonal. Bahkan banyak doktor yang ambulnya olahraga tradisional,” imbuhnya.

Untuk itu, Pemkot Surabaya mendorong agar tiap kecamatan memberi wadah khusus agar masyarakat dapat mengikuti olahraga tradisional ini.

“Nanti dikompetisikan ke tingkat kota, senam-senam juga. Surabaya ini luar biasa, di tiap kelurahan ada lapangan sekarang. Itu kita gunakan untuk pengembangan tradisional,” ujarnya.(tin/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs