Kamis, 25 April 2024

Permudah Pendidikan Kebencanaan, KSPB Ubaya Buat Buku Pembelajaran Bencana

Laporan oleh J. Totok Sumarno
Bagikan
Mencoba papan permainan dan rescue board. Foto: Totok suarasurabaya.net

Media pembelajaran bencana karya Kelompok Studi Psikologi Bencana Universitas Surabaya (KSPB Ubaya) dengan cerita bergambar dan rescue board merupakan cara mengantisipasi atau meminimalisir risiko korban dengan pendidikan penanganan bencana alam di Indonesia.

Indonesia menjadi satu diantara negara dengan wilayah yang rawan terjadi bencana. Melihat kondisi tersebut, KSPB Ubaya menginisiasi media pembelajaran bencana tersebut yang mencakup beragam aspek. Mulai dari pengenalan tentang potensi bencana yang ada di sekitar, histori bencana yang pernah terjadi, bentuk antisipasi, peningkatan kesadaran dengan tanda-tanda dan dampaknya, cara penanganan hingga bagaimana cara menyelamatkan diri dari bencana.

Semua aspek-aspek tersebut dirangkum dan dikemas menjadi lebih mudah dipahami untuk pendidikan bencana khususnya bagi anak-anak dalam bentuk cerita bergambar dan rescue board.

“Bencana dapat terjadi sewaktu-waktu tanpa bisa diprediksi sebelumnya, baik itu bencana alam ataupun sosial. Melalui pendidikan bencana, risiko bencana dapat ditekan. Pendidikan bencana dapat diberikan kepada anak sejak usia dini. Nantinya dapat berperan menjadi agen perubahan di masa depan yang menggambarkan keefektifan penularan pengetahuan melalui anak-anak di institusi pendidikan,” terang Listyo sapaan Listyo Yuwanto, S.Psi., M.Psi., Dosen pendamping sekaligus Koordinator KSPB Universitas Surabaya (Ubaya), Jumat (19/3/2021).

Dosen Fakultas Psikologi Ubaya ini mengatakan jika peningkatan tanggung jawab, partisipasi, kemampuan antisipasi dan penanganan bencana dapat dicapai bersama-sama melalui pendidikan kebencanaan.

Oleh karena itu, Listyo bersama dengan Gina Amalia Anggari dan Ellyata Gracesihlah Setiawan selaku mahasiswa Fakultas Psikologi Ubaya yang tergabung dalam KSPB Ubaya merancang media pembelajaran bencana untuk anak-anak melalui cerita bergambar. Terdapat tiga judul buku cerita bergambar yang dibuat yaitu Kancil dan Bencana Gempa Bumi, Tikus yang Sadar Tanah Longsor, serta Ikan dan Katak Siaga Banjir.

Tokoh binatang dalam cerita bergambar dipilih untuk membatu imajinasi dan mempermudah pemahaman anak-anak tentang isi cerita yang ingin disampaikan. Hal itu disebabkan karena dunia anak-anak selalu diwarnai dengan dunia binatang yang disenanginya. Sehingga dalam setiap cerita anak, binatang dipahami sebagai manusia yang memiliki sifat tertentu.

Kemudian buku cerita bergambar ini dibuat dengan gambar ilustrasi yang menarik disertai penjelasan tentang penyebab dan cara mengurangi dampak bencana yang dikemas dalam cerita kehidupan sehari-hari melalui tokoh binatang. Bahasa yang digunakan juga mudah untuk dibaca dan dipahami anak-anak.

“Buku cerita bergambar ini dapat digunakan untuk anak usia Sekolah Dasar (SD) karena sesuai dengan tahapan perkembangan kognitif, yaitu operasional konkret dan formal operasional. Sedangkan untuk anak usia dini dapat digunakan dengan cara dibacakan oleh orang tua atau guru sebagai pendamping. Secara ideal penggunaan buku cerita bergambar ini dilakukan dengan adanya pendamping sehingga dapat terjadi diskusi interaktif antara anak dan pendamping,” tambah Listyo.

Disamping itu, anak-anak juga dapat mensimulasikan cara melindungi diri pada saat terjadi bencana dengan memainkan rescue board. Rescue board merupakan permainan yang mengajarkan kepada setiap pemain bagaimana cara mempraktikkan siaga bencana gunung meletus, kebakaran, banjir, tanah longsor, dan gempa bumi.

Setelah mencoba permainan ini maka pemain akan menambah wawasan atau pengetahuan mengenai mitigasi bencana. Rescue board menerapkan metode pembelajaran dengan gaya belajar visual, read, dan kinesthetic.

“Buku cerita bergambar yang diterbitkan tidak bertujuan komersial, tetapi dibagikan gratis ke sekolah-sekolah ataupun masyarakat umum bersamaan dengan simulasi siaga bencana yang dilakukan KSPB Ubaya sebagai bentuk pengabdian masyarakat,” sambung Listyo.

Bonifasia Steffeny Tania sebagai perwakilan mahasiswa KSPB Ubaya yang memiliki pengalaman menggunakan rescue board mengungkapkan jika rescue board ini sangat berguna sebagai pendekatan pengenalan awal kepada anak-anak mengenai sikap siaga bencana. “Belajarpun menjadi lebih menyenangkan karena dikemas dalam permainan interaktif,” pungkas Fenny, sapaan Bonifasia Steffeny Tania.(tok/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Kamis, 25 April 2024
26o
Kurs