Jumat, 29 Maret 2024

Sekolah Jadi Tempat Isoter, Eri Cahyadi: Akhirnya Warga Tidak Menolak

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya. Foto Manda Roosa suarasurabaya.net

Beberapa hari ini beredar video sejumlah warga yang menolak gedung sekolah jadi tempat isolasi terpusat (Isoter) di grup WhatsApp.

Video yang viral itu menunjukkan adanya penolakan dari warga di sekitar SDN Gubeng I/204, yang rencananya akan dijadikan tempat Isoter.

“Kami warga jalan Gubeng Jaya, menolak rencana kecamatan, kelurahan, dan pihak manapun yang ingin menjadikan ini sebagai tempat isoman (isoter), ini sekolah bukan rumah sakit, dan warga Gubeng Jaya ini warga steril, kami akan menolak!” teriak salah seorang warga di video tersebut.

Video lain yang juga viral adalah penolakan dari warga Purwodadi, yang menolak SD Jepara dijadikan Isoman.
Sekitar 10-an orang warga yang terdiri dari bapak-bapak ini membawa spanduk.

Isi spanduk itu “Jemaah Masjid AL-Ishlah menolak SDN Jepara untuk menampung penderita Covid-19, kalau SDN Jepara untuk menampung penderita Covid-19, berarti menyebar luaskan virus corona di wilayah ini.”

Menanggapi hal itu, Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya mengatakan, setelah menemui dan memberi pengertian kepada warga di sekitar SDN Gubeng I/204, pada akhirnya warga tidak ada yang menolak.

“Sebab dari evaluasi penanganan Covid-19, untuk menuntaskan penyebaran Covid-19 ini harus diputus dari hulunya. Seperti di perkampungan, kalau ada yang sakit, harus segera ditarik, ditempatkan (di tempat,red) berbeda. Agar keluarganya tidak ikut tertular, dan tidak jalan-jalan,” jelas Eri, Senin(26/7/2021).

Eri Cahyadi mengeklaim, setelah terjadinya dialog Pemkot Surabaya dengan warga yang menolak, akhirnya mereka bisa menerima.

“Kalau ada warga yang positif Covid-19, tak gawekno gedung dewe, dirawat biar tidak menularkan ke keluarga, mosok enggak gelem. Apalagi, tempat isomannya juga untuk warga wilayah itu, bukan warga lain,” tegasnya.

Untuk itu, pihaknya terus melakukan sosialisasi dan pendekatan kepada masyarakat. Hal ini bertujuan guna memutus mata rantai penyebaran COVID-19.

“Kami tidak pernah capek, kami tidak menyerah. Bagaimana pun mereka adalah warga saya, warga Surabaya. Jadi dengan sabar, dengan ketenangan, harus saya sampaikan, karena apa yang kami lakukan adalah untuk kepentingan memutus mata rantai covid 19,” tegas Eri.(man/den)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
29o
Kurs