Berdasarkan catatan Satgas Covid-19 Jatim, sepekan setelah lebaran ini kasus harian Covid-19 di Jatim memang mengalami peningkatan meskipun tidak terlalu signifikan.
Dokter Makhyan Jibril Al-Farabi Staf Khusus Rumpun Kuratif Satgas Covid-19 Jatim mengatakan, Satgas terus melakukan monitoring jumlah kasus harian untuk menentukan langkah antisipasi.
“Tiap hari selalu kami monitor. Lebaran kemarin memang kasusnya turun sampai di bawah 200 kasus per hari. Nah akhir-akhir ini, mulai 19 Mei dan 20 Mei kemarin agak naik, tapi tidak terlalu banyak,” ujarnya.
Ketika dihubungi Senin (24/5/2021), pada 19 dan 20 Mei lalu itu kasusnya memang meningkat di atas 200 kasus per hari hampir mencapai 300 kasus. Selanjutnya, sampai sekarang, sekitar 200-an kasus.
“Sampai sekarang tambahannya sekitar segitu, sekitar 220-an. Sedikit naik tapi, kan, naiknya tidak terlalu banyak. Tapi, sekarang kan memang masih satu minggu setelah lebaran. Belum dua minggu,” katanya.
Dia bilang, bisa jadi kasus harian Covid-19 di Jatim memang akan tetap di angka seperti sekarang. Tapi bisa juga, karena baru satu pekan setelah lebaran, peningkatan kasus itu belum terlalu signifikan.
“Ya, jadi mungkin bisa jadi itu (landai) bisa jadi memang dampak (libur lebaran)-nya belum benar-benar kelihatan. Karena yang paling sering (lonjakan muncul) dua minggu setelahnya,” ujarnya.
Jibril membandingkan dengan sepekan setelah lebaran 2020 silam. Dia bilang, kenaikan kasus Covid-19 sepekan setelah lebaran tahun lalu jauh lebih signifikan dibandingkan kali ini.
“Tahun lalu lebih kencang. Karena tahun lalu kita belum siap. Pemahaman tentang Covid-19 juga belum menyeluruh. Terus aturan protokol kesehatan juga belum tersosialisasi,” katanya.
Sesuai pengalaman pascalebaran 2020 silam, kenaikan jumlah kasus harian bahkan sempat menjadikan Jatim sebagai provinsi dengan jumlah kasus tertinggi di Indonesia selama beberapa waktu di bulan Juni.
Mengantisipasi terjadinya lonjakan kasus, Satgas Covid-19 Jatim memastikan kapasitas rumah sakit rujukan cukup dan sesuai standar yang ditetapkan oleh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO).
“BOR (bed occupancy rate/tingkat keterisian tempat tidur di rumah sakit rujukan masih di bawah batas 60 persen dari WHO. Isolasi biasa 21 persen, ICU 29 persen. Bahkan kurang dari 30 persen, ya,” ujarnya.
Tidak hanya memastikan tingkat keterisian tempat tidur berada di batas aman, Satgas juga memastikan bahwa kapasitas testing dan tracing pascalebaran ini juga sudah beraktivitas normal.
“Karena lebaran kemarin ada beberapa lab yang libur. Sekarang saya kira sudah semuanya beraktivitas normal. Jadi kalau ada kasus baru bisa dilakukan testing dan tracing,” katanya.(den/iss/ipg)