Sabtu, 20 April 2024

Angkot di Surabaya Makin Sepi Penumpang Imbas Kenaikan Harga BBM

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Sanadi, salah satu sopir angkot JM jurusan Menganti-Joyoboyo, Selasa (6/9/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Angkutan kota (angkot) sebagai salah satu transportasi umum semakin sepi penumpang. Terlebih usai pemerintah memberlakukan kenaikan harga Bahan Bakar Minyak (BBM) per 3 September 2022.

Salah satunya yang terjadi di Kota Surabaya. Sejak 2020, pandemi Covid-19 menjadi pukulan bagi sopir-sopir angkot. Pasalnya transportasi online menjadi alternatif yang dipilih masyarakat. Akibatnya keberadaan angkot semakin tergeser.

Seperti yang diceritakan Sanadi, sopir angkot jurusan Menganti-Joyoboyo. Meski ekonomi mulai bergerak pulih di tahun 2022, ini belum berdampak apa-apa terhadap profesinya.

“Meski pandemi hilang, masih tetap (sepi). Penumpang berkurang jauh. Ini terjadi mulai Covid-19, biasanya dahulu bisa 3 pulang-pergi (PP), sekarang 1 PP saja. Saya keluar pagi habis salat Subuh sampai sekarang belum jalan,” kata Sanadi saat ditemui suarasurabaya.net di Terminal Intermoda Joyoboyo, Selasa (6/9/2022) siang sekitar pukul 10.30 WIB.

Deretan angkot JM di Terminal Intermoda Joyoboyo, Selasa (6/9/2022). Foto: Meilita suarasurabaya.net

Laki-laki paruh baya itu mengaku kondisi perekonomiannya semakin sulit usai harga BBM naik. Penghasilannya menjadi berkurang. Bahkan tidak jarang dia harus merugi karena jumlah penumpang angkotnya tidak pernah penuh, hanya berkisar antara 7 sampai 10 orang.

“Sekarang (BBM) naik ini, ya berkurang. Biasa dapat Rp50 ribu jadi berkurang Rp30 ribu penghasilan sopirnya. Mobil kan harus setor. Sehari dapat Rp100 ribu, dipotong bensin Rp50 ribu, setor angkot Rp30 ribu. Sisa cuma Rp 20 ribu. Kadang buat makan nunggu dari pagi sampai Maghrib, habis, tekor,” tutur Waras, sapaan akrabnya.

Ia tidak punya pilihan lain selain tetap menarik angkot sebagai satu-satunya ladang penghasilan, meski tarif penumpang sebesar Rp5 ribu dinilai tidak cukup. Warga Rungkut itu mengaku hanya bisa menunggu kebijakan pemerintah.

“PP Rp5 ribu. Kadang-kadang ada yang ngasih lebih, ada yang mau nambahi ada yang tidak mau. Tidak tahu selanjutnya bagaimana. Naiknya kan barusan saja. Dilihat saja 1 minggu perkembangannya bagaimana. Kalau Rp5 ribu ya mungkin dinaikkan jadi Rp7 ribu bisa cukup,” kata Sanadi.

Sementara Sunoto Kepala Bidang Angkutan Dinas Perhubungan Kota Surabaya mengaku akan segera merapatkan rencana kebijakan baru tarif angkot.

“Besok dirapatkan terkait rencana kenaikan tarif angkot,” ujar Sunoto dikonfirmasi terpisah, Kamis (8/9/2022).(lta/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
27o
Kurs