
Animo masyarakat yang menyambut baik beroperasinya Bus Surabaya Shopping Culinary Track (SSCT) selama bulan Ramadan membuat Dinas Kebudayaan, Kepemudaan dan Olahraga, serta Pariwisata (Disbudporapar) berencana akan mengoperasikannya secara reguler mulai bulan Mei 2022.
Farah Andita Ramdhani Kepala Bidang Pariwisata Disbudporapar kepada suarasurabaya.net, Rabu (20/4/2022) mengatakan, setelah sempat vakum selama dua tahun pandemi, ternyata Bus SSCT yang kembali beroperasi khusus ngabuburit selama Ramadan menuai respons positif dan antusias dari masyarakat.
“Ngabuburit itu trial lah, sekaligus istilahnya launching juga kembalinya Bus SSCT. Meski versi ngabuburit dulu. Tes ombak masyarakat seperti apa,” kata Farah.
Untuk itu, Disbudporapar berencana akan kembali mengoperasikan Bus SSCT secara reguler mulai Mei mendatang. Sementara jadwalnya akan dibuat hampir sama dengan sebelumnya yaitu tiga kali dalam seminggu.
“Kurang lebih seminggu tiga kali. Hari Sabtu, Minggu, dan satu di weekday,” pungkasnya.
Sampai saat ini, Farah mengaku terus mengevaluasi dan mendiskusikan dengan pihak-pihak terkait.
“Posisi sekarang masih dalam diskusi dengan temen-temen guide, PIC, dan evaluasi rute-rute ada beberapa opsi kita matangkan,” imbuhnya.
Farah menambahkan masih banyak yang harus dibenahi sebelum Bus SSCT beroperasi secara reguler. Mulai dari tiket secara online, tujuan destinasi wisata, hingga rute-rute yang dilewati.
“Sejauh ini misalnya terkait pembenahan di tiket online, jam operasional dan sebagainya, kapan waktunya libur biar jelas. Kemudian slot booking on the spot. Pembagian antara OTS dan online itu. Rute juga dievaluasi, jalur dan durasi, kalau nggak salah sebelumnya operasional mulai jam 9 pagi sampai jam 14 siang. Juga potensi destinasi wisata yang dituju,” papar Farah.
Farah mengatakan, keberadaan Bus SSCT ini selain untuk hiburan atau wisata juga sebagai sarana edukasi sejarah ke masyarakat. Oleh karena itu ia ingin ada satu hari khusus untuk rute Heritage Track.
“Salah satunya bus ini rute heritage untuk edukasi sejarah ke masyarakat. Ada satu hari rute khusus heritage track. Karena kuat sekali potensi sejarahnya,” ujar Farah.
Selama uji coba Bus SSCT versi ngabuburit, Farah mengatakan, sudah mencoba memadukan antara wisata darat dan air. Melihat banyaknya tempat wisata di Surabaya, nantinya akan benar-benar dipilih destinasi mana yang akan dituju Bus SSCT.
“Salah satu trial destinasi darat dengan wisata air. Ada kekhasan memang di Surabaya yang cukup kuat, itu wisata heritage yang jadi prioritas di satu sisi, destinasi lain disasar juga di sana,” sambungnya.
Farah memastikan rute-rute destinasi wisata Bus SSCT ini nantinya akan menggandeng UMKM.
“Macem-macem sih pilihannya banyak, Surabaya ini tematik sekali. Ada wisata religi, Kota Lama, Kalimas, dan nanti akan ada unsur UMKM,” tegasnya lagi.
Selain itu, guide dari Bus SSCT ini menurut Farah ingin tetap ada kontribusi dari anak-anak muda yang berasal dari Cak dan Ning Surabaya.
“Mereka itu duta wisata Surabaya. Sehingga salah satu tugasnya mempromosikan wisata Surabaya, menjadi guide menceritakan sejarah Surabaya,” jelas Farah.
Mengenai jumlah armada hingga saat ini masih tersedia satu Bus SSCT berisi 24 kursi penumpang dan 1 driver. Rencananya tahun ini akan ada penambahan, namun ia belum bisa memastikan berapa jumlahnya.
“Ada rencana tahun ini bertambah jumlahnya masih dihitung dengan kondisi saat ini. Masih cari desain untuk sebuah bus wisata, menambah 1 atau 2 belum tahu,” tutup Farah.(lta/dfn/ipg)