Sabtu, 20 April 2024

Dua Dugaan Penyebab Matinya Puluhan Sapi di Perairan Sampang Menurut Pakar

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Penemuan 20 bangkai sapi di Pantai Camplong Sampang. Foto: Istimewa

Penemuan puluhan bangkai sapi di perairan Sampang pada Kamis (14/4/2022) lalu, yang sampai saat ini masih belum diketahui penyebabnya, masih menarik perhatian banyak pihak.

Salah satunya drh. Ragil Angga Prastiya pakar Ruminansia (Hewan yang memiliki empat buah perut dengan peran berbeda dalam pencernaan makanan) Universitas Airlangga (Unair), yang menyebut kasus tersebut kerap kali terjadi hampir setiap tahunnya. Hal ini, dikarenakan adanya jalur lalu lintas ternak ilegal dan tidak memenuhi syarat peraturan pemerintah.

Dalam keterangan tertulis yang diterima Suara Surabaya Kamis (21/4/2022), Ragil menyebut sapi-sapi tersebut kemungkinan mengalami kematian karena dua hal. Pertama, adanya heat stress pada sapi karena overcrowded selama di dalam kapal pengangkut ternak. Hal ini, mengakibatkan kondisi sapi kekurangan oksigen, suhu tubuh naik dan mengalami kelelahan. Kedua, tidak adanya jembatan penyeberangan sapi dari kapal ke daratan.

“Sesampainya di akhir tujuan, kapal ilegal yang mengangkut ternak tersebut tidak dilengkapi dengan jembatan, sehingga sapi dibiarkan berenang menuju tepian daratan,” jelasnya.

Ragil menerangkan, ketika sapi dalam kondisi stress, tubuhnya akan mengalami kepanasan serta kelelahan yang mengakibatkan fisik sapi tidak kondusif. Sehingga sapi tersebut, tidak mampu berenang sampai ke tepian daratan dan akhirnya mengalami kematian.

Selain itu, sapi merupakan hewan yang tidak pandai berenang, sehingga memaksakan berenang akan menghabiskan banyak tenaga hewan tersebut.

Masyarakat dinilai harus mematuhi regulasi transportasi ternak, pemasukan, pengeluaran ternak, dan hewan peliharaan. Ragil menjelaskan, regulasi sebetulnya sudah diatur di setiap dinas peternakan setempat. Regulasi penting kaitanya dengan transportasi hewan ternak maupun peliharaan yang aman dan sesuai standard operating procedure (SOP).

Selain sebagai upaya memastikan hewan aman selama perjalanan, juga harus dilengkapi berbagai syarat dan dokumen pemeriksaan kesehatan. Hal ini gar tidak terjadi penyebaran penyakit ternak dan penyakit zoonosis melalui jalur lalu lintas ternak itu.

“Untuk itu baik penyedia dan pemesan ternak sebaiknya melalui jalur yang sudah diatur oleh dinas peternakan setempat agar bisa menjaga kesejahteraan hewan dan one health,” ungkap Ragil.

Perihal regulasi dan SOP mengenai, lanjut dia, sudah jelas di setiap dinas dan balai karantina. Namun, perlu dilakukan sosialisasi kepada penyedia ternak atau pemilik hewan agar pengiriman bisa sesuai dengan peraturan.

Menanggapi kasus matinya puluhan sapi di perairan Sampang tersebut, sebagai dokter hewan Ragil sangat prihatin karena kasus yang terus berulang. Meskipun sapi merupakan komoditas yang menghasilkan keuntungan finansial, akan tetapi tetap harus dijaga kesejahteraannya.

“Saya sangat berharap pemerintah, stakeholder, dan aktivis hewan ternak bisa mengedukasi masyarakat secara meluas akan pentingnya memperhatikan transportasi ternak, karena apabila kita bisa memperhatikan hal tersebut maka kesejahteraan hewan bisa terjaga,” pungkas Ragil. (bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
28o
Kurs