Jumat, 29 Maret 2024

Epidemiolog Unair: Ada Perbedaan di Gelombang Ketiga Covid-19

Laporan oleh Agustina Suminar
Bagikan
Ilustrasi. Tim swab hunter Surabaya melakukan kegiatan operasi di perbatasan Surabaya, Rabu (4/11/2020). Foto: Dok.suarasurabaya.net

Dr. dr. M. Atoillah Isfandiari Epidemiolog Universitas Airlangga (Unair) mengatakan, Indonesia sudah memasuki gelombang ketiga Covid-19, berdasarkan jumlah kasus harian yang mencapai 17.895 kasus dan angka ini masih akan terus meningkat.

“Kalau menurut saya, ya (sudah masuk gelombang ketiga), karena kasus kumulatif itu sudah melebihi kasus harian di gelombang pertama,” kata pria yang akrab disapa Atok ini, kepada Radio Suara Surabaya, Kamis (3/2/2022).

Ia juga menyebut, saat ini Indonesia masih dalam tahap “mendaki” menuju puncak kasus, sebelum akhirnya memasuki masa recovery.

Namun gelombang ketiga yang dibawa oleh varian Omicron ini, lanjutnya, memiliki perbedaan dibanding gelombang sebelumnya.

Baca juga: Indonesia Masuk Gelombang Ketiga Covid-19

Pertama, yakni masyarakat dan pemerintah lebih siap, dengan capaian vaksinasi yang sudah cukup tinggi. Capaian vaksinasi ini otomatis akan menurunkan tingkat keparahan pasien saat terinfeksi virus, sehingga dapat menurunkan tingkat fatalitas atau jumlah kematian akibat Covid-19.

“Diperkirakan puncak kasus nanti, sekitar 52 persen dari kasus aktif dirawat di rumah sakit, walaupun fatalitasnya tidak tinggi. Seperti sekarang saja, untuk fatalitas Covid di Indonesia, secara keseluruhan sekitar 3 persen, di Surabaya juga sama,” kata pria yang sekaligus Wakil Dekan Fakultas Kesehatan Masyarakat Unair itu.

Baca juga: Antisipasi Gelombang Ketiga, Epidemiolog Minta Pemerintah Evaluasi PTM

Ia menekankan, dalam situasi pandemi seperti ini, mustahil Indonesia akan nol kasus. Namun yang perlu ditekankan, perlunya upaya bersama agar jumlah pasien yang mendapatkan perawatan di rumah sakit dapat ditekan.

“Mustahil kita zero case, penularan covid ini infectible. Yang penting zero hospitalization, jangan terlalu banyak yang masuk rumah sakit. Caranya dengan meningkatkan vaksinasi,” tegasnya.

Baca juga: Puncak Gelombang Omicron di Indonesia Diperkirakan Awal Februari

Perbedaan kedua, berkaca dari gelombang ketiga yang sudah menjangkit eropa beberapa bulan sebelumnya, jumlah penularan kasus yang cepat selaras dengan puncak dan masa penyembuhan yang cepat pula.

“Harapannya sama dengan kasus di Eropa. Naiknya cepat, turunnya juga cepat. Memang situasi ini, di mana vaksinasi bagus,” ungkapnya.

Untuk mengantisipasi kapasitas rumah sakit yang tidak cukup menampung pasien yang terinfeksi Covid-19 seperti gelombang sebelumnya, ia menganjurkan pasien dengan gejala ringan dapat menjalankan isolasi mandiri di rumah, tentunya dengan pantauan dokter.

“Agar fasilitas-fasilitas karantina tidak overload saat benar-benar dibutuhkan, bagi mereka yang bergejala ringan dianjurkan isoman saja dengan konsultasi petugas dari puskesmas atau rumah sakit,” ujarnya.(tin/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
32o
Kurs