Sabtu, 25 Mei 2024

Gubernur Bali Optimistis Arak Bali Bisa Mendunia Seperti Sake dan Soju

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Wayan Koster Gubernur Bali saat menerima audiensi jajaran Politeknik Negeri Bali, di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar. Foto: Pemprov Bali

Wayan Koster Gubernur Bali optimistis arak Bali bisa berkembang menjadi suatu industri yang mampu bersaing dengan minuman khas tradisional dari negara lain seperti Sake dari Jepang, dan Soju dari Korea.

“Saya terus promosikan, sampai di Jakarta. Di kalangan wisatawan banyak yang memuji kualitas Arak Bali. Karena itu, saya yakin nantinya akan semakin berkembang menjadi sebuah industri, bersaing dengan Sake, Soju atau Vodka,” ujarnya saat menerima audiensi jajaran Politeknik Negeri Bali, di Rumah Jabatan Jaya Sabha, Denpasar, Rabu (21/10/2022).

Menurutnya, kemajuan perkembangan Arak Bali menuju pada arah industri didorong oleh terbitnya Pergub Bali Nomor 1 Tahun 2020 tentang Tata Kelola Minuman Fermentasi dan/atau Destilasi Khas Bali.

“Sejak dikeluarkannya Pergub Nomor 1 Tahun 2020, kebijakan itu membawa berkah bagi petani dan pembuat arak tradisional. Arak Bali sudah sangat terangkat dan makin diminati banyak orang,” ucapnya dikutip Antara.

Kebijakan Pergub tersebut, lanjut Wayan Koster, juga berdampak pada peningkatan kesejahteraan masyarakat terutama pembuat produk-produk lokal Bali.

“Baru pertama kali saya kira ada produk lokal yang berkembang lewat kebijakan gubernur (Pergub-red). Bahkan, belum satu tahun diterbitkan sudah ada bukti riil di lapangan,” imbuh mantan anggota DPR tiga periode itu.

Arak Bali pada masa pandemi Covid-19, sambungnya, juga punya khasiat “usadha” yang terbukti membantu mempercepat penyembuhan pasien Covid-19.

Untuk mempercepat arak Bali menuju arah industri, Gubernur Koster mengajak kalangan perguruan tinggi ikut terlibat mengembangkan produk lokal berbasis kerakyatan.

“Makin terangkat namanya tentu akan semakin banyak permintaannya. Sekarang kan prosesnya masih tradisional. Kalau nanti bisa didukung dengan alat-alat hasil penelitian kalangan universitas, tentu harapannya produksinya meningkat, dan waktu produksinya juga bisa lebih singkat. Semuanya saya arahkan untuk menggunakan sumber daya di Bali, hidupkan ekonomi kerakyatan,” tegasnya.

I Nyoman Abdi Direktur Politeknik Negeri Bali pun menyambut baik ajakan tersebut. Pihaknya sekarang sedang mempersiapkan alat destilasi dengan teknologi tepat guna yang sangat mudah diterapkan di desa-desa sentra penghasil arak.

“Konsepnya alat berupa alat destilasi tersebut bisa diterapkan di masyarakat desa. Tujuan akhirnya mempersingkat waktu produksi arak, ‘low cost dan low energy‘. Sehingga, produktivitas meningkat dan meningkatkan pula taraf hidup masyarakat dan petani mendapat nilai ekonomi,” kata Abdi.(ant/gat/rid)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Sabtu, 25 Mei 2024
29o
Kurs