Sabtu, 20 April 2024

Jemaat Gereja Kepanjen Surabaya Merayakan Natal dengan Nuansa Indonesia Timur

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Suasana di dalam Gereja Katolik Kelahiran Santa Maria Perawan Surabaya saat Hari Natal, Minggu (25/12/2022). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Perayaan Hari Natal di Gereja Katolik Kelahiran Santa Maria Perawan Surabaya sedikit berbeda di tahun ini. Para jemaat kompak memakai baju bernuansa Indonesia Timur sejak ibadah misa kemarin, Sabtu (24/12/2022).

Romo Martinus Aluysius Paryanto Pastur Kepala Paroki Gereja mengatakan alasan di balik pengambilan tema itu karena para jemaat memang berasal dari berbagai daerah.

“Kita menghargai kebudayaan itu supaya tidak ekslusif. Kita memang berasal dari berbagai macam suku tetapi itu yang membangun gereja. Keberagaman,” kata Martinus, waktu ditemui suarasurabaya.net, Minggu (25/12/2022).

Kata Martinus, semua unsur yang ada di Gereja mulai dari petugas hingga jemaat sangat antusias memakai pakaian adat ketimuran. Ada yang memakai sarung motif Maumere, lalu topi Kasuari Papua, dan kain-kain khas budaya Timur Indonesia.

Nuansa Timur Indonesia itu jadi simbol keberagaman dari para jemaat dalam menyongsong Ibadah Natal Tahun 2022 yang sudah tidak ada pembatasan lagi. Martinus mengungkap kalau jemaat ingin ada yang berbeda dari tahun-tahun sebelumnya.

Untuk jadwal ibadah, Gereja Katolik itu membuka dua sesi waktu ibadah misa pada Sabtu kemarin. Yaitu pukul 18.00 dan 21.00 WIB. Sedangkan Ibadah Natal hari ini, ada tiga sesi. Antara lain pukul 07.30 WIB untuk Natal Keluarga, lalu pukul 10.00 WIB, dan terakhir pukul 18.00 WIB.

“Total kami perkiraan jemaat ada 1.500 orang. Ini kami buka semua karena sudah tidak ada pembatasan kapasitas. Kalau kapasitas maksimal Gereja bisa muat 2.500 jemaah dengan kami siapkan beberapa tempat di luar gereja,” katanya.

Para jemaat Gereja Katolik Kelahiran Santa Maria Perawan Surabaya yang berjoget usai Ibadah Natal, Minggu (25/12/2022). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Sementara itu terkait pengamanan selama Ibadah berlangsung, Martinus mengaku sudah ada petugas dari Gereja yang dibantu dengan berbagai pihak eksternal. Mulai dari kepolisian setempat, Satpol PP, Dinas Perhubungan Surabaya, Banser, hingga Pramuka.

Bahkan Polsek Bubutan turut mendirikan Pos Pengamanan Natal tepat di depan gereja. Dengan adanya sinergi dari berbagai unsur itu, Martinus sangat bersyukur dan berterimakasih kepada semua pihak.

Dirinya juga turut bangga sewaktu Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim dan Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menaruh perhatian ke Gereja dengan melakukan kunjungan dalam rangka memantau kesiapan Natal.

“Yang tidak saya duga kemarin malam, Pak Wali Kota mau menunggu hingga ibadah misa selesai untuk memberi sambutan,” katanya.

Terakhir, Martinus mengatakan Tema Natal tahun ini yaitu ‘Pulanglah Mereka ke Negerinya Melalui Jalan Lain’. Dia berpandangan jika tema tersebut relevan dengan kondisi sekarang ini.

Yang mana saat situasi pandemi dan pascapandemi ini banyak orang berupaya memunculkan inovasi untuk bisa bertahan dan memberikan kabar baik.

“Bagi saya memaknai jalan lain ini harus ada inovasi-inovasi dan kreativitas untuk mewartakan kabar baik. Misalnya saat ibadah misa keluarga tadi, itu sebetulnya sudah ada, tapi tadi saya minta kepada umat, bisa enggak kita ke depan ibadah dan berdoa sama-sama bareng keluarga,” ucapnya.(wld/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
31o
Kurs