Rabu, 17 April 2024

Kemensos Gunakan Pendekatan Teknologi Bangun Kemandirian Disabilitas

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Tri Rismaharini Menteri Sosial mengajak delegasi penyandang disabilitas fisik asal Mongolia, Undrakhbayar Chuluundavaa tos setelah menjajal kursi roda adaptif buatan penyandang disabilitas di Sentra Terpadu Inten Suweno Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/10/2022). Foto: Antara

Kementerian Sosial (Kemensos) melakukan pendekatan teknologi guna membekali penyandang disabilitas, agar dapat membangun kemandirian dalam aktifitasnya sehari-hari.

Tri Rismaharini Menteri Sosial (Mensos) di Sentra Terpadu Inten Suweno Kabupaten Bogor, Jawa Barat, Jumat (21/10/2022) mengatakan, yang dibutuhkan penyadang disabilitas pertama adalah alat bantu.

“Tapi yang kedua kemudian bagaimana untuk kehidupan mereka selanjutnya, karena mereka tidak bisa menggantungkan kepada siapapun suatu saat, mereka harus bisa mandiri,” ujar Mensos dilansir Antara.

Risma mengatakan, selanjutnya yang bisa dilakukan Kemensos yakni mendukung pemberdayaan mereka dalam bekerja hingga berwirausaha. Untuk itu, kepada para delegasi peserta tinjauan akhir implementasi dasawarsa penyandang disabilitas di Asia-Pasifik, dia menunjukkan sejumlah alat bantu penyandang disabilitas yang juga diproduksi oleh penyandang disabilitas itu sendiri.

Seperti misalnya sepeda motor roda tiga untuk membantu penyandang disabilitas dapat berdagang, tongkat adaptif untuk tuna netra, alat pengukur ketinggian air untuk tuna netra meracik minuman, hingga kursi roda adaptif dan kursi roda khusus cerebral palsy.

Undrakhbayar Chuluundavaa salah seorang delegasi penyandang disabilitas fisik asal Mongolia, sempat mencoba kursi roda adaptif buatan penyandang disabilitas tersebut. Hasilnya, ia dapat duduk dan berdiri tegap dengan alat bantu tersebut.

Selain itu, kursi roda tersebut dapat digerakkan ke arah yang diinginkan. Risma pun mengajak delegasi tersebut untuk tos, begitu melihatnya bisa bergerak dengan kursi rodanya..

“Ini ide ngawangku (perkiraanku), tapi bagi mereka, bisa berdiri itu harga diri,” ujarnya.

Undrakhbayar mengaku baru pertama kali mencoba kursi roda adaptif tersebut. Menurutnya, alat tersebut dapat membuatnya merasa bebas bergerak dan terdorong untuk lebih mandiri. Selain itu, kursi roda tersebut membuat cara pandangnya berubah.

“Biasanya saya selalu memandang orang dari posisi yang lebih rendah, tetapi sekarang saya bisa melihat dengan perspektif yang sama dengan orang lainnya,” kata dia.

Demikian pula dengan Monthian Buntan delegasi penyandang disabilitas tuna netra asal Thailand, yang kagum dengan inovasi tongkat adaptif. Menurutnya, tongkat dengan sensor air dan api merupakan fitur yang bagus untuk masa depan penyandang disabilitas.

Di sisi lain, dia mengharapkan agar tongkat adaptif tersebut dapat dibuat lebih tipis dan ringan sebagai penuntunnya untuk mobilitas yang nyaman. Selain itu dia menyarankan agar fitur pada tongkat tersebut dapat terhubung dengan ponsel pintar. “Jika ada peningkatan fitur dari tongkat tersebut, pasti saya akan membelinya dan mencobanya sendiri,” kata dia.

Kemensos juga menghadirkan berbagai produk karya penyandang disabilitas fisik dan psikososial seperti batik tulis, produk kopi, produk tenun, hingga kerajinan tangan action figure.

Adapun dalam pameran yang diadakan di Sentra Terpadu Inten Suweno Kabupaten Bogor, Jawa Barat, juga memperlihatkan para penyandang disabilitas yang menjadi sukarelawan difabel siaga bencana (Difagana). (ant/bil/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 17 April 2024
27o
Kurs