Jumat, 29 Maret 2024

KT Rescue dan BPBD Surabaya Bentuk Tim Tanggap Bencana Tingkat Kelurahan

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Suasana sosialisasi yang dilakukan oleh tim KT Rescue dan BPBD Kota Surabaya saat berada di Kantor Kelurahan Pakis, pada Minggu (4/12/2022). Foto: Risky suarasurabaya.net

KT Rescue bersama Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Surabaya menginisiasi pembentukan tim tanggap bencana dari tingkat kelurahan di Surabaya.

Bambang Hadi Purnomo dari KT Rescue Surabaya, mengatakan bahwa rencana pembentukan tim itu dilakukan sebagai upaya untuk mengantisipasi terjadinya bencana.

“Menguatkan lagi peran relawan di tingkat paling bawah yakni di kelurahan, karena kelurahan itu terdiri dari beberapa RW, lebih mengena dan lebih efektif,” ucapnya seusai melakukan sosialisasi di daerah Pakis, Surabaya pada Minggu (4/12/2022).

Ia menyebut, bahwa di Surabaya terdapat lempeng yang bergerak.

“Sesar kendeng namanya, mengarah ke Barat dan ke Waru,” ucapnya.

Ia mengatakan, masyarakat harus memiliki bekal pemahaman dalam hal kebencanaan, agar waspada dan mengetahui apa saja yang harus dilakukan dan yang tidak boleh dilakukan.

“Dan unsur masyarakat yang sudah terlatih harus berbagi ilmu ke yang lainnya,” ucapnya.

Gerakan kerelawanan itu, kata Bambang, juga digunakan untuk meminimalisir risiko efek dari bencana.

“Bahwa gempa itu tidak mematikan, tapi yang mematikan itu karena kita tidak siap, tidak tahu datangnya. Dalam sekian detik itu yang membunuh adalah bangunan ketika kita di lokasi itu,” jelasnya.

Ia memberi contoh, bahwa ada beberapa hal yang dianggap biasa di masyarakat, padahal memiliki efek yang besar jika terjadi bencana.

“Seperti genteng rumah itu sebenarnya tidak boleh pakai cor atau beton. Nah, kita ingin memberi pemahaman itu, karena kalau terjadi gempa genteng itu akan menjadi musuh kita. Dalam bencana bisa jadi kita terluka gara-gara genteng,” ucapnya.

Saat ini, sudah ada dua tempat di Surabaya yang telah dilakukan sosialisasi, yakni di Pakis dan Tambaksari.

Ke depan, ia berharap tempat-tempat lain di Surabaya segera menyusul dan dapat membentuk tim tanggap bencana.

“Sehingga, berada di tingkat terkecil pun, Surabaya menjadi masyarakat yang tangguh dan siap bencana,” ucapnya.

“Kebanyakan kita menolak untuk bencana, mulai saat ini paradigma itu harus dirubah, harus siap bencana. Karena takdir kita di bawah lempeng, kita ada lempeng yang bergerak,” pungkasnya.(ris/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Kecelakaan Mobil Porsche Seruduk Livina di Tol Porong

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Jumat, 29 Maret 2024
29o
Kurs