Selasa, 30 April 2024

Masker dan Baju Corona Jadi Penyelamat Pelaku UMKM di Masa Pandemi

Laporan oleh Manda Roosa
Bagikan
Salah penjahit mngerjakan pesanan seragam sekolah, Minggu (26/6/2022). Foto; Manda Roosa suarasurabaya.net

Mengawali usaha sablon kaos di tahun 2012, Ahmad Arif warga Putat Jaya Sekolahan merasakan benar imbas pandemi Covid-19. Kalau ssebelumnya ratusan orderan kaos datang sekali event, sejak pandemi hampir tidak ada pesanan yang datang.

“Saat itu saya hanya berpikir bagaimana bisa melewati pandemi. Sekadar survive, minimal lingkungan untuk rotasi yang bekerja untuk saya,” ucapnya kepada suarasurabaya.net, Minggu (26/6/2022).

Sampai pada suatu kesempatan, Arif dipertemukan oleh Risma Triharini mantan Wali Kota Surabaya dengan pengelola RS Soewandhie.

“Masih awal pandemi, mereka membutuhkan masker kain, lalu order dalam jumah banyak karena mereka ada kegiatan bagi-bagi masker juga,” imbuhnya.

Pesanan dari rumah sakit tersebut pun tidak sedikit, 50 ribu masker kain.

Arif mengaku sampai kehabisan bahan, dan harus menggandeng pihak ketiga untuk permodalan.

Order kedua lalu berlanjut waktu banyak petugas medis membutuhkan baju hazmat atau yang disebut Arif sebagai ‘Baju Corona’.

Selanjutnya, dia bukan cuma produksi untuk memenuhi pesanan rumah sakit, tapi juga untuk masyarakat umum, dan perusahaan besar yang menjadikan baju hazmat sebagai bagian dari gerakan Corporate Social Responsibility (CSR).

“Saat itu saya sudah over order, bahkan pesanan dari Suara Surabaya juga saya tolak, khawatir tidak bisa sesuai waktu,” ujarnya.

Karena kondisi masih pandemi, Arif menghindari kontak dengan banyak orang. Sehingga, dia melibatkan pekerja dari luar kota, dengan cara membagi orderan.

“Saya juga punya penjahit di luar Surabaya, ada dari Mojokerto, Lamongan dan Gresik,” ungkapnya.

Mereka datang ke Arif untuk mengambil bahan berupa potongan setengah jadi, lalu selesai dikirim kembali sambil mengambil orderan yang baru.

Kejelian dan keberanian Arief melihat peluang membuatnya mampu melewati pandemi dengan menambah alternatif ragam usahanya. Berawal dari sablon berkembang memproduksi masker, baju corona, dan kini pandemi yang mulai melandai, usahanya tetap maju karena pesanan kaos dan seragam sekolah sudah menantinya.(man/rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Selasa, 30 April 2024
28o
Kurs