PVMBG Minta Masyarakat Patuhi Peta Kawasan Rawan Bencana

Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) meminta masyarakat agar mematuhi peta kawasan rawan bencana atau peta KRB supaya bisa memitigasi berbagai ancaman yang timbul akibat aktivitas geologi.

Agus Budianto Peneliti Bumi Madya PVMBG, mencontohkan peta kawasan rawan bencana saat aktivitas gunung api meningkat dari Level I hingga IV, agar masyarakat yang bermukim sekitar sana agar selalu waspada.

“Ketika kita sedang berada di suatu daerah, maka peta kawasan rawan bencana akan menjawab (menjelaskan berbagai ancaman bencana), contohnya gempa bumi, tsunami, gunung api, dan gerakan tanah,” kata Agus dalam sebuah diskusi yang diikuti di Jakarta, Senin (5/12/2022).

“Jadi, intinya bahwa peta kawasan rawan bencana itu menjadi panduan di mana berpijak, maka di situlah kita harus memahami ancamannya apa saja,” imbuhnya seperti dikutip Antara.

PVMBG membagikan peta kawasan rawan bencana Gunung Semeru yang hasil pemuktahiran skala 1 banding 25.000 pada 14 Januari 2022 lalu.

Peta KRB gunung api merupakan peta petunjuk tingkat kerawanan bencana suatu daerah apabila terjadi letusan atau kegiatan gunung api.

Peta itu menjelaskan jenis dan sifat bahaya gunung api, daerah rawan bencana, arah atau jalur penyelamatan diri, lokasi pengungsian, dan pos penanggulangan bencana.

PVMBG menyajikan bentuk gambar dengan warna dan simbol, serta penjelasan yang dimuat dalam bentuk keterangan pinggir.

“Peta yang kami publikasikan serta rekomendasinya itu dapat mempermudah masyarakat untuk beradaptasi dan bertindak,” ujar Agus.

Selain peta KRB gunung api, PVMBG mempublikasikan peta kawasan rawan bahaya gunung api, peta kawasan rawan bencana gempa bumi, dan peta kawasan rawan bencana tsunami.

Tidak hanya itu, PVMBG juga mempublikasikan peta zona kerentanan gerakan tanah dan peta prakiraan potensi gerakan tanah yang diperbaharui setiap bulan. Semua informasih PVMBG dapat diakses melalui laman resmi https://vsi.esdm.go.id/ .

Melalui peta kawasan rawan bencana, pemerintah dan pemangku kepentingan dapat menyusun rencana kontigensi, merupakan rencana kesiapsiagaan masyarakat apabila terjadi bencana geologi di masa depan.(ant/tik/rst)