Sabtu, 20 April 2024

Rasio Pendapatan Generasi Muda Tak Sebanding dengan Harga Rumah

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Ilustrasi rumah. Foto: Pixabay

Muhammad Andri Perdana Peneliti Center of Economic and Law Studies (Celios) membenarkan pernyataan Sri Mulyani Menteri Keuangan yang menyatakan, generasi millenial akan kesulitan untuk memiliki rumah.

Dia menjelaskan, kesulitan generasi millenial karena harus berkutat dengan bunga dari bank yang cukup tinggi. Karena menurut Andri, suku bunga Kredit Pemilikan Rumah (KPR) cepat atau lambat akan segera naik.

“The Fed akan menaikkan suku bunga bulan ini, jika suku bunga naik maka ini akan memperlambat pemulihan ekonomi. Sedangkan di tahap yang sama akan ada kenaikan bunga KPR, sehingga kredit rumah makin tinggi,” kata Andri kepada Radio Suara Surabaya, Selasa (12/7/2022).

Oleh sebab itu, kata Andri jalan satu-satunya untuk bisa memiliki rumah adalah dengan segera melakukan pembelian rumah sebelum harga dan bunga bank dinaikkan. Karena sejauh ini, suku bunga di Indonesia masih bertahan di angka 3,5 persen sejak Februari 2021, kata Andri. Dan itu menjadi sejarah suku bunga paling rendah di Indonesia.

“Kemungkinan bertahannya suku bunga di angka itu tidak akan lama, jadi manfaatkan untuk segera beli rumah sekarang,” ujarnya.

Secara makro,  kesulitan generasi saat ini dalam pembelian rumah menurut dia adalah perbedaan pendapatan dengan mahalnya harga rumah. Dengan kondisi seperti ini milenial akan kesulitan membeli rumah, apalagi demandnya sangat tinggi.

“Jumlah babyboomers yang menghasilkan anak (milenial) lebih banyak, tentu pangsa pasar properti akan lebih tinggi, orang jadi berlomba-lomba pengen beli rumah, tapi tidak terbeli karena mahal,” katanya.

Andri menilai, program pemerintah untuk KPR FLPP (Fasilitas Likuiditas Pembiayaan Perumahan) cukup bagus. Tapi pencairan masih lamban karena rumah subsidi ini masih jauh dari fasilitas dan transportasi publik.

Akibatnya, rumah subsidi yang berada di pinggiran kota tidak menjadi pilihan untuk dibeli karena tidak ditunjang sarana prasarana yang memadai.

“Mau beli di pusat kota sulit, harganya gila-gilaan, di pinggir kota tidak ditunjang dengan fasilitas. Jadi menurut saya, milenial harus segera ambil rumah. Dulu-duluan nyicil, ambil pekerjaan yang bisa di remote dari rumah. Saya tidak setuju dibilang milenial malas dan boros, yang benar rasio pendapatan dan harga rumah terlalu lebar,” katanya.

Pertumbuhan harga rumah saat ini tinggi, tapi pertumbuhan pendapatan tidak secepat harga rumah, pungkasnya.(wld/rst)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 20 April 2024
32o
Kurs