Kamis, 2 Mei 2024

Tak Puas Atas Hasil Operasi, Pria Ini Tembak Mati Dokter Bedah

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Ilustrasi

Motif Michael Louis pelaku penembakan massal di sebuah rumah sakit di Oklahoma, Amerika Serikat pada Rabu (1/6/2022) yang menewaskan lima orang termasuk pelaku berhasil diungkap kepolisian setempat.

Wendell Franklin Kepala Kepolisian Tulsa mengatakan, pelaku menyalahkan dokter bedah atas nyeri punggung yang dideritanya pascaoperasi.

Salah satu korban meninggal dalam penembakan massal tersebut adalah Dr Preston Phillips ahli bedah ortopedi yang merawat pelaku. Lalu Dr Stephanie Husen ahli pengobatan olahraga, seorang resepsionis dan pasien.

“Tersangka datang dengan maksud untuk membunuh Dr Phillips dan siapa pun yang menghalanginya,” kata Franklin, seperti dilaporkan Antara mengutip Reuters, Jumat (3/6/2022).

Sang pelaku, yang menurut polisi tinggal di Muskogee, Oklahoma, sekitar 80 km dari Tulsa, keluar dari rumah sakit pada 24 Mei setelah operasi punggung.

Setelah itu, kata Franklin, pelaku menelepon beberapa kali untuk menyampaikan keluhan akibat nyeri.

Pihak berwenang menemukan sepucuk surat dari pelaku yang menjelaskan bahwa serangan itu sengaja direncanakan.

Pelaku membeli senapan di sebuah toko lokal di Oklahoma pada hari penembakan itu terjadi.

Dia juga disebutkan membeli sepucuk pistol di sebuah rumah gadai tiga hari sebelumnya.

Franklin menjelaskan, tersangka memarkir kendaraannya di lantai dua tempat parkir yang terhubung dengan gedung Natalie, gedung kantor rumah sakit berlantai lima.

“Dia lalu masuk melalui pintu lantai dua dan berjalan ke gedung itu,” kata Franklin.

Polisi tiba di lokasi kejadian tiga menit setelah menerima panggilan pada Rabu pukul 16.53 waktu setempat atau Kamis 03.53 WIB tentang insiden yang terjadi di RS itu.

Petugas bergegas masuk ke dalam gedung dan mendengar suara tembakan dari lantai dua. Mereka menemukan para korban dan tersangka lima menit kemudian.

Petugas di lokasi mengatakan mereka kembali mendengar sebuah tembakan lima menit berikutnya, yang menurut Franklin berasal dari pelaku yang menembak dirinya sendiri.

Penembakan itu terjadi menyusul dua pembunuhan massal lain yang mengejutkan warga AS.

Ketiga insiden tersebut telah memicu debat panjang soal pengendalian senjata dan peran kesehatan mental dalam kekerasan bersenjata yang menghantui negara itu.

“Cukup, sudah cukup. Ini harus dihentikan. Rumah sakit adalah pilar masyarakat kita,” kata Chip Kahn, kepala pelaksana Federasi Rumah Sakit Amerika, dalam pernyataan.(ant/dfn/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
26o
Kurs