Sabtu, 27 April 2024

4,5 Jam Pertama Penanganan Penting bagi Penderita Stroke, Cegah Peningkatan Kerusakan Otak

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Simulasi penolongan pertama stroke oleh dokter dan perawat dalam ambulans saat perjalanan ke IGD National Hospital Surabaya. Foto: Meilita suarasurabaya.net

Dalam dunia medis, golden period pada penyakit stroke berlangsung 4,5 jam pertama sejak gejala muncul. Butuh penanganan cepat dan tepat untuk mencegah peningkatan kerusakan otak.

Dokter H. Azwan Hakmi Lubis Direktur National Hospital menyebut, banyak penderita stroke terlambat mendapat penanganan usai muncul gejala.

“Stroke itu kan di aliran darah ada sumbatan. Oksigen gak sampai di otak. Ngomongnya pelo, tangan lemas. Di situ, mulai 4,5 jam itu (golden period). Banyak orang yang berobat ke rumah sakit setelah besoknya. Jadi oksigen di otak sudah terlewat. Tapi, kalau dia kenal stroke bagaimana, misal setengah jam (gejala) lalu dia telepon ambulans, dijemput. Itu namanya golden period (tertangani),” kata Azwan, Rabu (7/6/2023).

Padahal seharusnya, golden period 4,5 jam pertama merupakan waktu berharga untuk memutuskan tindakan penanganan pasien.

Dokter Felicia Limantoro penanggungjawab IGD National Hospital Surabaya menyebutkan, standar penanganan internasional bahkan kurang dari 30 menit sejak serangan terjadi.

Percepatan itu salah satunya dilakukan pemeriksaan awal di ambulans sebelum pasien tiba di rumah sakit.

Response time-nya untuk pasien dari kita tangani sampai pasien dapat terapi stroke, targetnya 60 menit. Jadi pasien dijemput ambulans gejala pasien bisa cepat pre notifikasi atau menangani, kita butuh apa aja. Jadi begitu (pasien) datang, MRI, SCG sudah siap. Jadi bisa memotong waktu penanganan pasien stroke,” terangnya.

Paling tidak, ada 50 persen penanganan yang bisa dilakukan di ambulans.

“Ambil darah, terapi trombolitik, monitor untuk denyut jantung, tensi, saturasi oksigen, kejut listrik jantung jika hasil rekam jantung diperlukan, juga obat-obatan,” paparnya.

Sejumlah penanganan itu, sambungnya, tergantung hasil skrining awal. Dampaknya akan memperbesar peluang kesembuhan pasien.

Sejumlah penanganan itu disimulasikan saat peluncuran smart ambulance, Rabu (7/6/2023) yang dilengkapi GPS tracking, CCTV monitoring untuk memantau kondisi pasien, monitoring vital sign untuk merekam jantung dan lainnya. (lta/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
29o
Kurs