Kamis, 2 Mei 2024

6 Warga Pacitan Terdeteksi Suspek Antraks, Dinkes Tunggu Hasil Uji Lab

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Enam warga Pacitan sempat mengalami suspek penyakit antraks pada pertengahan Juni 2023. Ilustrasi: Thinkstock

Enam warga asal Kecamatan Tinatar Punung, Pacitan sempat mengalami suspek penyakit antraks pada pertengahan Juni 2023 lalu. Dinas Kesehatan Pacitan sudah mengambil sample antraks dari enam orang itu untuk dikirim ke laboratorium Balai Besar Veteriner (BBVet) Wates, Yogyakarta.

“Jadi saat ini kami sedang menunggu hasilnya. Kalau kondisi enam orang itu sekarang sudah sembuh semua,” ujar Daru Mustikoaji Plt Kadinkes Pacitan dikonfirmasi suarasurabaya.net, Selasa (11/7/2023).

Daru menjelaskan, temuan suspek Antraks ini bermula dari salah satu orang yang periksa ke Puskesmas karena mengeluh terkena penyakit kulit selama dua pekan.

Keluhan satu pasien tersebut dinilai petugas kesehatan mengarah ke penyakit antraks. Akhirnya tim kesehatan setempat melalukan penelitian epidemiologi untuk menelusurinya. Hasilnya, ditemukan lima orang lainnya dengan luka sejenis.

Selain mengalami luka kulit, sebagian pasien suspek itu juga mengalami gejala demam. Mereka mendapat perawatan di Puskesmas setempat hingga akhirnya dinyatakan sembuh.

Daru bilang, penularan antraks yang dialami enam orang itu berasal dari kambing Peranakan Ettawa (PE) yang mati sebelumnya. Namun Daru mengaku belum mendeteksi penyakit antraks pada hewan tersebut.

“Tidak terdeteksi karena kejadiannya sudah sekitar dua minggu (sebelum suspek),” katanya.

Dari temuannya, enam warga itu sehari-hari berkegiatan di peternakan. Dari situlah mereka punya riwayat kontak dengan hewan ternak yang mati akibat penyakit. “Ada kematian hewan sebelumnya, rata-rata ada riwayat pegang dan berdekatan,” jelasnya.

Sementara itu Dinas Kesehatan Jawa Timur (Jatim) telah mengeluarkan surat edaran tentang Kewaspadaan Penyakit Antraks yang ditujukan kepada Kepala Dinas Kesehatan kabupaten/kota pada 5 Juli lalu.

Dokter Erwin Astha Triyono Kadinkes Jatim mengatakan, penyakit antraks termasuk penyakit zoonosa yang disebabkan oleh Bacillus anthracis yang bersifat akut dan dapat menimbulkan kematian.

Selain itu pihaknya telah melakukan koordinasi lintas sektor dan lintas program untuk kewaspadaan penanggulangan Kejadian Luar Biasa (KLB) Antraks.

Serta meningkatkan Sistem Kewaspadaan Dini (SKD) dengan melaksanakan surveilans aktif kasus antraks dengan menambahkan keterkaitan dengan faktor risiko adanya kontak hewan ternak (sapi/kambing/kerbau) mati dan lingkungan yang terkontaminasi spora antraks.

“Kami juga melakukan promosi kesehatan melalui kegiatan penyuluhan dan penggerakan masyarakat dalam upaya pencegahan antraks di wilayahnya,” ujar Erwin kepada suarasurabaya.net, Senin (10/7/2023). (wld/saf/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
29o
Kurs