Jumat, 3 Mei 2024

Beban Puncak Kelistrikan di Berbagai Daerah Alami Pertumbuhan Selama Lebaran 2023

Laporan oleh Dhafintya Noorca
Bagikan
Darmawan Prasodjo Direktur Utama PT PLN (berkacamata) meninjau pemakaian listrik selama periode Lebaran 2023. Foto: PLN

PT PLN (Persero) mencatat pemakaian listrik tertinggi (beban puncak) kelistrikan nasional selama periode Lebaran 2023 mengalami kenaikan di banding tahun 2022.

Dalam keterangan resmi PLN, Selasa (25/4/2023), kenaikan pada periode Idulfitri 1444 H terjadi merata terutama di daerah yang menjadi destinasi mudik. Hal ini menjadi salah satu sinyal adanya pemerataan ekonomi di daerah.

Darmawan Prasodjo Direktur Utama PLN menyampaikan, beban puncak secara nasional pada periode Idulfitri 1444 H mencapai 29,9 gigawatt (GW) dengan daya mampu pasok sebesar 44,5 GW. Terutama di daerah destinasi mudik terjadi kenaikan dibandingkan beban puncak pada Lebaran tahun lalu.

“Beban puncak kelistrikan momen Idulfitri 1444 H mengalami peningkatan di semua daerah, terutama di wilayah tujuan mudik dan destinasi wisata. Pertumbuhan konsumsi listrik mencerminkan pemerataan aktivitas masyarakat yang tadinya terpusat di kota besar sekarang tersebar ke daerah,” ujar Darmawan.

Ia mencontohkan, di wilayah Jawa Tengah beban puncak pada periode Lebaran tahun ini naik 6 persen menjadi 3.575 megawatt (MW) dibandingkan momen lebaran tahun lalu. Begitu juga di Jawa Timur tercatat kali ini beban puncak mencapai 4.698 MW tumbuh 2 persen dibandingkan momen mudik tahun 2022.

Jawa Barat juga mengalami kenaikan beban puncak. Tercatat, beban puncak pada siang hari di hari Idulfitri 2023 mencapai 4.172 MW naik 8,8 persen dibandingkan beban puncak listrik siang hari Idulfitri tahun 2022.

Pada wilayah Banten yang mayoritas menjadi kota industri mengalami kenaikan beban puncak 2,17 persen atau 42 MW dibandingkan tahun lalu. Meski industri banyak yang menghentikan kegiatan, namun di berbagai aktivitas lain seperti bandara dan pelabuhan mengalami kenaikan konsumsi listrik sehingga beban puncak Idulfitri 1444 H mengalami peningkatan.

Provinsi Bali juga tercatat mengalami kenaikan beban puncak hingga 811 MW, naik 10 persen dibandingkan tahun lalu.

“Ini mengindikasikan bahwa ekonomi Bali tumbuh, pariwisata Bali mulai bergeliat dan banyak masyarakat yang memanfaatkan libur lebaran tahun ini untuk berwisata ke Bali,” tambah Darmawan.

Control Center UP 3 Jayapura. Foto: PLN

Pertumbuhan serupa juga terjadi di sistem kelistrikan Sumatra pada malam Lebaran 2023 dibandingkan tahun lalu, dimana beban puncaknya naik dari 5.863 MW menjadi 6.103 MW.

Pertumbuhan merata terjadi pada beban puncak sistem kelistrikan Sulawesi di malam Idulfitri 2023. Di Sulawesi bagian Selatan beban puncak naik menjadi 1.372 MW, Sulawesi Utara dan Gorontalo dari beban puncak 365 MW menjadi 367 MW serta Baubau dari 33 MW menjadi 37 MW.

Sedangkan di Kalimantan pada tahun lalu, tercatat beban puncak saat hari lebaran sebesar 1.088 MW, namun tahun ini tumbuh menjadi 1.150 MW. Begitu pula di wilayah interkoneksi Khatulistiwa tercatat beban puncak dari 340,5 MW ke 351,65 MW.

Di Nusa Tenggara Barat kenaikan konsumsi listrik saat momen Idulfitri pada beban puncak malam mencapai 267,8 MW. Sedangkan untuk sistem Nusa Tenggara Timur beban puncak mencapai 93,7 MW dan sistem Flores dengan beban puncak 76,18 MW. Beban puncak di Maluku juga tumbuh sebesar 53,91 MW.

Bahkan hingga ujung timur Indonesia, beban puncak di Papua tumbuh 4 persen saat perayaan Idulfitri 2023 dengan daya mencapai 436,45 MW.

Kondisi peningkatan konsumsi listrik yang merata di daerah ini diprediksi akan terjadi hingga H+4 Lebaran. Darmawan mengatakan, setelah arus balik mulai terjadi maka diprediksi pertumbuhan konsumsi listrik di kota besar kembali akan naik seiring dengan kembalinya aktivitas masyarakat bekerja di perkotaan.

“Kami akan tetap melakukan monitoring secara kontinu dan melakukan penyeimbangan antara pasokan dengan demand. Sehingga pasokan listrik tetap terjaga dengan stabil,” ujar Darmawan.

Darmawan menjelaskan selama periode siaga, secara nasional kondisi kelistrikan aman dan andal memenuhi kebutuhan masyarakat. PLN sudah menyiagakan sebanyak 82 ribu personel yang standby 24 jam menjaga keandalan pasokan listrik. Tersebar di lebih dari 2.000 posko siaga di seluruh Indonesia.

Para personel dibekali dengan peralatan dan armada pendukung, berupa 1.500 unit genset, 560 unit UPS (Uninterruptible Power Supply), 925 UGB (Unit Gardu Bergerak), 16 trafo mobile, 260 crane, 3.300 mobil, 3.400 motor, dan peralatan lainnya.(abd/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Jumat, 3 Mei 2024
25o
Kurs