Minggu, 28 April 2024

BPOM Uji Ulang Sampel Makanan Kya-Kya yang Mangandung Boraks, Minta Dinkes Edukasi Pedagang

Laporan oleh Meilita Elaine
Bagikan
Ilustrasi borax. Foto: Istimewa

Badan Pengawasan Obat dan Makanan (BPOM) melakukan pengujian ulang sampel makanan mengandung boraks ke laboratorium. Sampel itu ditemukan saat inspeksi mendadak (sidak) stan di Kya-Kya Surabaya, Rabu (5/4/2023).

Rustyawati Kepala Balai Besar Pengawas Obat dan Makanan (BBPOM) Kota Surabaya menyatakan, hasil pengambilan sampel makanan mengandung boraks di Kya-Kya belum final. Pengujian, lanjutnya, harus diteruskan ke laboratorium.

“Saat ini masih kami teruskan ke laboratorium karena kan itu sampel basah, sehingga harus dikeringkan dulu, dibakar, jadi belum final, dan uji ulang di laboratorium,” kata Rustyawati, Kamis (6/4/2023).

Jika hasilnya positif mengandung boraks, BBPOM janji akan menelusuri produk kemasan dari produsen yang digunakan pedagang untuk diperiksa lebih lanjut.

“Misalkan, itu produk jadi atau kemasan, nanti kita lihat pabriknya di mana, itu kita lihat dan telusuri lebih lanjut. Kalau produknya berasal dari pabrik luar kota Surabaya, maka akan kami periksa pabriknya,” jelasnya.

Rustyawati juga minta Dinas Kesehatan Kota Surabaya mengedukasi pedagang dan UMKM, agar lebih teliti saat memilih produk kemasan atau bahan baku yang dipakai sebagai sajian kuliner.

“Kemarin sudah saya sampaikan hasilnya masih suspek, bahkan kami sampaikan kepada pedagang langsung untuk tidak menggunakan produk yang mengandung bahan-bahan tersebut,” sampainya.

Meski secara keseluruhan, imbuhnya, kuliner dari UMKM yang berada di Kya-kya dipastikan aman untuk dikonsumsi masyarakat.

“Kemarin sudah saya bilang ke Bu Kadinkes, secara keseluruhan itu (kuliner di Kya-kya) aman, bahkan lebih bagus daripada sentra kuliner lain. Bukan berarti aman semua, tentu yang namanya makanan siap saji pasti ada bahan seperti itu, tapi kecil,” pungkasnya.

Terpisah Nanik Sukristina Kepala Dinas Kesehatan (Dinkes) Kota Surabaya berjanji, akan berupaya mengawal dan menjaga keamanan pangan agar terhindar dari cemaran kimia biologi dan fisik, baik yang siap saji dan bahan olahan.

“Sedangkan cemaran kimia adalah bahan berbahaya yang dilarang digunakan dalam pangan. Cemaran biologi terjadi jika ada paparan bakteri, jamur, kapang, khamir, di dalam pangan. Sementara itu cemaran fisik yang dimaksud adalah paparan rambut, staples, kerikil, dan sebagainya,” lanjutnya.

Kedepan, Dinkes dan Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (DKPP) beserta BBPOM akan berkolaborasi melakukan upaya mitigasi. Pertama, melakukan penyuluhan keamanan pangan masyarakat, terutama kepada produsen Pangan Industri Rumah Tangga (PIRT).

Kedua, melakukan penyuluhan laik sehat kepada penjamah Makanan. Ketiga, akan merutinkan pemeriksaan kesehatan kepada penjamah makanan dan pengambilan sampel pangan siap saji, maupun olahan apakah mengandung bahan berbahaya atau tidak.

“Kami juga melakukan pembinaan kepada produsen  makanan dan minuman, terkait hasil laboratorium yang positif mengandung bahan berbahaya. Tak hanya itu, tentunya kami melakukan pencabutan izin PIRT yang tidak memenuhi syarat,” jelas Nanik.

Nanik juga minta masyarakat melakukan Cek KLIK (cek kemasan, cek label, cek izin edar, cek kadaluarsa). Itu dilkukan agar terhindar dari makanan yang berbahaya atau makanan yang tidak memenuhi syarat.

“Dari upaya-upaya tersebut diharapkan pangan yang beredar di Kota Surabaya lebih berkualitas dan kesehatan masyarakat lebih terjaga,” tambahnya. (lta/bil/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Minggu, 28 April 2024
33o
Kurs