Dokter (dr.) Edy Suyanto Kepala Staf Medik Kedokteran Forensik RSUD dr Soetomo menduga ada cairan mematikan dalam oplosan alkohol yang diminum para musisi Surabaya, hingga menyebabkan tiga nyawa melayang.
Dugaan itu merujuk pada pemeriksaan forensik sementara kepada salah satu jenazah inisial RF, yang diautopsi pada Selasa (26/12/2023) dini hari.
Dokter Edy menyebut, korban memang meninggal dunia secara tidak wajar. Namun ketidakwajaran itu bukan disebabkan oleh kekerasan benda tumpul maupun benda tajam, melainkan adanya zat cair yang masuk ke dalam tubuh.
“Jadi tidak ada oleh karena dipukul, benda tumpul, digores atau ditusuk tidak ada. Tapi masuknya sesuatu yang dia minum,” kata Edy kepada suarasurabaya.net.
Zat cairan mematikan itu disebut mirip dengan cairan Spirtus, karena memiliki daya rusak yang identik sama dengan apa yang dialami korban, yaitu merusak jaringan pernapasan.
Kerusakan pernapasan itu juga ditemukan tim dokter pada pemeriksaan luar tubuh korban, hingga membuat sejumlah bagian tubuh membiru.
“Itu tanda ciri khas oleh toksikasi zat jenis Spirtus. Itu dugaan sementara,” ujarnya.
Dokter Edy menyatakan, bahwa zat jenis Spirtus masih dugaan sementara. Sebab pihak dokter masih melakukan pemeriksaan toksikologi dan jaringan supaya mendapat hasil yang komperehensif.
“Spirtus itu sangat mematikan, itu kadar yang sedikit pun mati. Itu menyebabkan gangguan sistem pernafasan,” tuturnya.
Dokter pun melanjutkan penelitian dan pemeriksaan pada sejumlah organ milik korban seperti bagian usus hingga hati untuk mendapatkan hasil yang maksimal. Namun Edy menyebut, organ paling rusak pada tubuh korban adalah saluran pernapasan.
“Gangguan saluran napas yang parah. Itu paru-parunya seperti terjadi reduksisasi atau kayak orang muntah itu masuk ke saluran napas, itu bahaya,” ungkap Edy.
Dihubungi terpisah, AKBP Hendro Sukmono Kasatreskrim Polrestabes Surabaya menyebut, setidaknya ada tiga jenis minuman yang dicampur oleh bartender inisial AR tersebut. Yakni vodka, rum, dan jus.
“Yang dikonsumsi itu ada alkohol 40 persen, dengan dicampur jus kemasan rasa cranberries,” ujar Hendro dihubungi suarasurabaya.net, Kamis (28/12/2023).
Sampai saat ini polisi belum menemukan kandungan zat lain yang tercampur di dalam minuman tersebut. Meski begitu polisi terus menggali berbagi fakta untuk menguak penyebab kematian para korban.
Upaya yang sudah ditempuh polisi sampai saat ini adalah melakukan uji laboratorium forensik berbagai jenis minuman yang dikonsumsi para musisi itu. Serta menempuh proses autopsi salah satu jenazah korban inisial RF di RSUD dr Soetomo Surabaya.
“Iya minuman jenisnya pasti kami lab kan di Labfor Polda Jatim, kami menunggu hasil. Sedangkan autopsi masih dalam proses kami belum dapat hasil resminya,” ujar Hendro.
Sebagi informasi, terdapat tiga korban meninggal dunia dalam peristiwa ini. Korban musisi meninggal diduga usai minum minuman keras (miras) di Cruz Lounge Bar, Vasa Hotel Surabaya pada Jumat (22/12/2023), usai manggung di sana.
Korban inisial RF sebagai drummer dan RA pemain saxophone meninggal pada Minggu (24/12/2023). Sementara musisi inisial IP meninggal pada Selasa (26/12/2023), serta korban lain inisial MT vokalis masih dirawat di RS Gotong Royong hingga saat ini. (wld/bil/ham)