Generasi muda di Indonesia diingarkan untuk mewaspadai radikalisme yang disebarkan via kanal digital seperti media sosial (medsos).
Penyebaran paham kebencian dan kekerasan di dunia maya perlu diwaspadai. Apalagi kaum muda merupakan sasaran utama kelompok radikal.
“Hati-hati di online. Kenapa yang menjadi sasaran utama empuknya anak-anak kaum remaja dan perempuan? Mereka adalah generasi penerus bangsa,” ucap Komjen Pol. Rycko Amelza Dahniel Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) RI dilansir Antara pada Sabtu (18/11/2023).
Menurut Rycko, kewaspadaan terhadap narasi permusuhan dan perpecahan di dunia maya berkaitan erat dengan urgensi generasi muda menjaga persatuan dan kesatuan demi masa depan Indonesia yang aman dan damai.
Ia juga mengingatkan bahwa Indonesia dibangun dari berbagai perbedaan suku, agama, ras, budaya, dan bahasa.
Hal itu harus disadari oleh generasi muda bahwa menerima perbedaan menjadi penting dalam praktik bermasyarakat, berbangsa, dan bernegara.
Dirinya menilai, satu-satunya titik terlemah Indonesia adalah dengan membuat generasi muda terpecah belah. Oleh karena itu, ia berpesan agar para generasi muda terus memelihara persatuan dan kesatuan.
“Jaga persatuan dan kesatuan, jaga negeri ini dengan menjaga diri kita masing masing. Jangan mau dipecah belah,” pesan Rycko.
Kepala BNPT juga mengingatkan generasi muda untuk waspada jika ada kelompok oknum yang menggunakan ujaran kebencian dan mengarah kepada kekerasan dengan mengatasnamakan agama.
“Tidak satu pun di dunia ini yang mengajarkan tentang kekerasan. Semua agama mengajarkan tentang kebaikan, cinta kasih, rahmatan lil alamin, perdamaian dan kemanusiaan,” terang Rycko. (ant/saf/iss)