Rabu, 24 April 2024

Indonesia Sambut Timor Leste untuk Pertama Kali dalam Pertemuan ASEAN

Laporan oleh Iping Supingah
Bagikan
Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI (kanan) menyambut kedatangan Adaljiza Magno Menteri Luar Negeri Timor Leste (kiri) di lokasi pertemuan ASEAN Coordinating Council (ACC) dan ASEAN Minister Meeting (AMM) di Sekretariat ASEAN, Jakarta, Jumat (3/2/2023). Foto: Antara

Indonesia menyambut perwakilan Timor Leste, yang untuk pertama kalinya hadir dalam pertemuan Perhimpunan Bangsa-Bangsa Asia Tenggara (ASEAN) sejak Dili tahun lalu disetujui untuk bergabung dengan organisasi regional itu.

Retno Marsudi Menteri Luar Negeri RI menyambut Adaljiza Magno Menteri Luar Negeri Timor Leste dalam pertemuan Dewan Koordinasi ASEAN (ASEAN Coordinating Council/ACC) di Jakarta, Jumat (3/2/2023)

“Saya ingin mengingatkan bahwa para pemimpin ASEAN di Phnom Penh November lalu secara prinsip setuju untuk menerima Timor Leste menjadi anggota ke-11 ASEAN dan diizinkan mengikuti pertemuan-pertemuan ASEAN, termasuk ACC,” kata Retno di hadapan para menteri luar negeri ASEAN, dilansir Antara.

Pada partisipasi perdananya, Timor Leste hadir sebagai pemantau (observer) dan ACC masih perlu membahas tahapan lanjutan keanggotaan penuh Timor Leste di ASEAN.

Retno yakin partisipasi Timor Leste di ASEAN dapat berkontribusi pada stabilitas dan kemakmuran di kawasan.

Sementara itu, Magno mengatakan bergabung dengan keluarga besar ASEAN merupakan momen sangat penting dalam sejarah Timor Leste.

Magno menyatakan bahwa Timor Leste mendukung ASEAN sebagai pusat pertumbuhan di kawasan, aspek yang juga menjadi tema keketuaan Indonesia di ASEAN tahun ini.

“Kami sangat bersyukur bisa berpartisipasi sebagai pemantau dalam pertemuan ACC ini, dan kami menantikan panduan yang jelas yang dapat membimbing kami ke tahap selanjutnya seperti yang dimandatkan para pemimpin ASEAN di Phnom Penh, November lalu,” ujar Magno.

Keanggotaan ASEAN, lanjut Magno, menjadi penting sebab Timor Leste menyadari tidak ada satu negara pun yang terbebas dari masalah dan dinamika yang terjadi kawasan.

“Presiden kami menyatakan bahwa kita tidak akan pernah terbebas dari masalah yang ada di kawasan. Kita sudah pernah mengalami masa-masa paling sulit sehingga kita sekarang harus memanfaatkan dan mendapatkan keuntungan dari kawasan,” ucap dia.

ASEAN didirikan pada 8 Agustus 1967 di Bangkok, Thailand, dan saat ini beranggotakan 10 negara, yaitu Indonesia, Thailand, Malaysia, Singapura, Filipina, Brunei Darussalam, Kamboja, Laos, Myanmar, dan Vietnam.(ant/ihz/ipg)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Rabu, 24 April 2024
30o
Kurs