Senin, 27 Mei 2024

Jatim Bikin “Sekolah Orang Tua Hebat” untuk Cegah Kesalahan Pola Asuh

Laporan oleh Wildan Pratama
Bagikan
Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim waktu menghadiri peluncuran SOTH di Pasuruan. Foto: Humas Pemprov Jatim.

Pola asuh terhadap anak menjadi fokus Pemerintah Provinsi (Pemprov) Jawa Timur (Jatim) untuk menciptakan generasi yang unggul. Untuk itu Pemprov meluncurkan Sekolah Orang Tua Hebat (SOTH).

Khofifah Indar Parawansa Gubernur Jatim menyebut program ini merupakan intervensi pemerintah untuk mencegah persoalan yang kerap timbul pada anak akibat pola asuh yang keliru.

“Karena di SOTH ini para orang tua diajarkan hal-hal seperti menjaga kesehatan anak usia dini, pemenuhan gizi anak usia dini, perilaku hidup bersih dan sehat, serta stimulasi gerakan kasar dan gerakan halus,” kata Khofifah dalam keterangannya pada Minggu (30/7/2023).

Program SOTH yang diinisiasi BKKBN Jatim bekerja sama dengan TP PKK Jatim, diharapkan bisa meningkatkan pengetahuan, sikap dan keterampilan orang tua dalam pengasuhan anak.

SOTH ini, lanjut Khofifah, dilaksanakan secara bertahap. Selain pemberian materi yang dilakukan tatap muka sebanyak 14 kali, ada pula pre test, post test, dan bahkan wisuda.

“Jadi alhamdulillah SOTH ini sudah secara kontinu terus digalakkan dan sudah ada di hampir setiap kabupaten/kota. Yang ini kita launching di Kota Pasuruan. Mudah-mudahan membawa dampak signifikan,” katanya.

Khofifah menegaskan bahwa program SOTH ini penting. Mengingat vitalnya peran keluarga dalam membangun karakter anak. Untuk itu, segala aspek dalam keluarga harus mendapatkan perhatian besar.

Tidak hanya itu, keberadaan SOTH juga diharapkan bisa menurunkan angka prevalensi stunting di Jatim. Sekaligus mempercepat pencapaian target stunting nasional di angka 14 persen pada tahun 2024.

Khofifah juga mengatakan, masih ada beberapa tantangan yang harus diselesaikan. Salah satunya pada perbedaan angka stunting pada Survei Status Gizi Indonesia (SSGI) maupun Elektronik Pencatatan dan Pelaporan Gizi Berbasis Masyarakat (EPPGM).

“Per 30 Juni 2023, berdasarkan EPPGM pada Bulan Timbang, Jatim ini sebenarnya sudah 7,3 persen. Tapi bedanya dengan SSGI tercatat 19,2 persen. Maka dua mekanisme ini harus dipertemukan titik komprominya di mana,” jelasnya. (wld/saf/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Evakuasi Kecelakaan Bus di Trowulan Mojokerto

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Surabaya
Senin, 27 Mei 2024
29o
Kurs