Kamis, 2 Mei 2024

Jokowi Berharap Presiden Berikutnya Berani Mempertahankan Kebijakan Hilirisasi Industri

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Joko Widodo Presiden dalam acara silaturahmi Ramadhan yang digelar oleh Partai Amanat Nasional (PAN) di Kantor Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PAN Jakarta pada Minggu (2/4/2023). Foto: Antara

Joko Widodo Presiden menyatakan, ke depan Indonesia perlu pemimpin yang berani dan konsisten menjaga berbagai kebijakan era pemerintahannya untuk memajukan bangsa. Salah satunya, kebijakan hilirisasi industri.

Pernyataan itu disampaikan Kepala Negara, siang hari ini, Kamis (10/8/2023), dalam pertemuan dengan sejumlah pemimpin redaksi media nasional, di Istana Merdeka, Jakarta.

“Ke depan saya kira bukan tentang siapa presidennya. Yang paling penting menurut saya sanggup atau tidak untuk konsisten terhadap apa yang sudah kita mulai ini, berani enggak? Karena ini butuh keberanian,” ujarnya.

Menurut Jokowi, keberanian dan konsistensi pemimpin sangat penting karena tantangan dan tekanan yang dihadapi Indonesia di masa mendatang semakin meningkat.

Bahkan, tantangan itu bisa berdampak pada stabilitas ekonomi nasional. Sehingga, perlu konsistensi untuk mempertahankan kebijakan yang sudah ada.

“Tekanan-tekanannya menurut saya nanti makin berat. Makanya butuh nyali, keberanian. Yang kedua, konsistensi. Konsistensi itu karena butuh daya tahan, butuh endurance,” tegasnya.

Presiden menyebut contoh waktu Organisasi Perdagangan Dunia (WTO) memenangkan gugatan Uni Eropa soal keputusan Indonesia menyetop ekspor bijih nikel.

Karena yakin kebijakan tersebut menguntungkan buat negara, Jokowi tetap memberlakukannya walau pun banyak negara menyatakan keberatan.

Mantan Gubernur DKI Jakarta itu optimistis beberapa tahun ke depan Indonesia jadi negara maju kalau pemerintahan periode berikutnya konsisten mempertahankan hilirisasi industri.

“Hitungan saya, kalau kita konsisten terus seperti ini dalam kurun 15 tahun, tolong dihitung income per capita kita akan naik berapa? Saya yakin di atas 10 ribu Dollar AS. Artinya sudah masuk kategori negara maju karena income per capita untuk negara maju biasanya di atas 11 ribu Dollar AS,” tandasnya.(rid)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Kamis, 2 Mei 2024
29o
Kurs