Sabtu, 27 April 2024

Kementan: Food Estate Berjalan Baik dan Berdampak Positif Bagi Petani

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Pembukaan lahan hutan untuk proyek food estate di Sepang, Gunung Mas, Kalimantan Tengah. Foto: Greenpeace Indonesia

Kementerian Pertanian (Kementan) menegaskan program food estate sampai saat ini berjalan baik dan memberi dampak positif bagi petani dan kawasan.

“Memang tidak bisa instan, mengolah dan menyiapkan lumbung pangan baru. Kami mendengar dan memperhatikan suara-suara publik, dan berupaya secara aktif merespons baik dan menyampaikan progresnya setiap saat,” kata Kuntoro Boga Andri Kepala Biro Humas dan Informasi Publik Kementan dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu (27/9/2023).

Melansir Antara, Kuntoro mengatakan upaya perluasan lahan pangan melalui program ekstensifikasi dan intensifikasi tanam dilakukan secara bersamaan di lokasi-lokasi food estate. Seperti, di Pulang Pisau, Kapuas, Humbang Hasundutan, Sumba Tengah, Temanggung, dan Wonosobo.

Meski membutuhkan waktu untuk meningkatkan kualitas dan pertanaman di lokasi food estate, namun Kementan mempunyai pengalaman panjang dalam menyiapkan dan mengolah lahan marginal serupa seperti di Banyuasin, Sumatera Selatan.

“Bila kita berpikir hanya dengan memperkuat produktivitas lahan di Jawa, tidak akan cukup untuk mengimbangi pertumbuhan penduduk, maka kita perlu menyiapkan peningkatan produksi dalam jangka panjang. Ingat alih fungsi lahan terus terjadi dan mengurangi luas baku sawah di Jawa dan daerah urban,” kata Kuntoro.

Menurutnya keterlibatan teknologi dibutuhkan dalam menyiapkan lahan pertanian baru yang potensial dan luas serta produktif. Terutama, untuk manajemen lahan dan tata kelola air.

“Perlu disiapkan juga benih unggul, dan itu Kementan telah lakukan di lokasi food estate. Dampak positifnya juga sudah mulai terlihat,” katanya lagi.

Adapun salah satu contoh upaya intensifikasi di Kalimantan Tengah telah berhasil meningkatkan produktivitas di kawasan Pulang Pisau dari tahun ke tahun.

Dari awal dimulai dengan hasil rata-rata 2,5 ton per ha gabah kering panen (GKP) meningkat menjadi 3,5 GKP ton per ha, bahkan sudah mampu mencapai 5,5 ton per ha.

Lokasi lain di Sumba Tengah, lanjutnya, juga dilaporkan pemerintah daerah setempat telah mampu mengurangi angka kemiskinan di kawasan food estate dan sekitarnya.

“Adapun petani Wonosobo (Jawa Tengah) pun merasakan manfaatnya dengan Indikator terlihat dari peningkatan produktivitas panen meningkat, jaminan pemasaran komoditas dan peningkatan pendapatan petani di kawasan food estate,” tandasnya. (ant/bil/faz)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Pagi-Pagi Terjebak Macet di Simpang PBI

Surabaya
Sabtu, 27 April 2024
30o
Kurs