Sabtu, 18 Mei 2024

Ketua DPR RI Ajak Masyarakat Perangi Bahaya Stunting pada Anak

Laporan oleh Risky Pratama
Bagikan
Puan Maharani (tengah) Ketua DPR RI saat menghadiri kegiatan sosialisasi bahaya stunting bersama Hasto Wardoyo Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Gedung Harsa, Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (20/5/2023). Foto: Antara

Puan Maharani Ketua DPR RI mengajak masyarakat, khususnya kaum perempuan, untuk memerangi bahaya stunting pada anak karena masih menjadi permasalahan di Indonesia.

Hal itu ia katakan saat menghadiri sosialisasi bahaya stunting bersama Hasto Wardoyo  Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) di Gedung Harsa Kota Sukabumi, Jawa Barat, Sabtu (20/5/2023).

“Di Hari Kebangkitan Nasional (Harkitnas) ini, saya mengajak ibu-ibu semua di sini dan seluruh perempuan di Indonesia agar turut berperan aktif dalam memajukan Indonesia. Turut singsingkan lengan baju untuk membuat Indonesia jaya, sehingga Indonesia bisa masuk masa kejayaan era keemasan Indonesia,” katanya saat dilansir dari Antara.

Ia mengatakan, perempuan sebagai calon ibu wajib mengetahui tentang bahaya stunting pada anak, apalagi menurtnya, stunting berkontribusi pada siklus kemiskinan yang berkelanjutan.

Ia menjelaskan anak-anak yang menderita stunting memiliki risiko lebih tinggi mengalami keterbatasan pendidikan, kesempatan kerja yang terbatas, dan kemiskinan saat masa dewasa.

“Karena itu perempuan harus benar-benar tahu dan paham tentang bahaya stunting, bagaimana agar anak-anak kita tidak terkena stunting, bagaimana agar anak-anak kita bisa lahir dan tumbuh besar dengan sehat, sehingga mereka bisa menjadi kebanggaan orang tua, keluarga dan bangsa,” ujarnya.

Lebih lanjut, ia menjelaskan bahwa stunting dapat mengganggu pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi selama 1.000 hari pertama kehidupan, yaitu saat masa kehamilan ibu hingga anak berusia dua tahun.

Sementara untuk mencegah stunting, ia mengungkapkan banyak cara yang bisa dilakukan, yakni seperti mencukupi konsumsi protein hewani. Sedangkan untuk ibu hamil, menurutnya harus teratur memeriksakan kehamilan minimal enam kali dan memberikan Air Susu Ibu (ASI).

Dalam kesempatan itu, pihanya berpesan untuk saling menyebarkan pengetahuan tentang bahaya stunting, agar seluruh lapisan masyarakat bisa bahu-membahu memerangi stunting pada anak.(ant/ris/faz)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya
Surabaya
Sabtu, 18 Mei 2024
31o
Kurs