Senin, 6 Mei 2024

Ma’ruf Amin Usulkan Negara Berkembang Jadi Dewan Keamanan PBB

Laporan oleh Ika Suryani Syarief
Bagikan
Ma'ruf Amin Wakil Presiden RI. Foto: WapresRI.go.id

Kerap terjadinya konflik antar negara menjadi pembahasan dalam forum Muktamar Fikih Peradaban I di Hotel Shangrila Surabaya, Senin (6/2/2023) hari ini.

Hal itu disampaikan Ma’ruf Amin Wakil Presiden RI, bahwa perjanjian Internasional yang ditetapkan oleh Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB) tidak sedikit yang dilanggar sehingga sering terjadi konflik antar negara.

“Oleh karena itu PBB harus diperkuat dengan memberikan kesetaraan hak antar anggota dan menambah representasi sebagai anggota tetap Dewan Keamanan yang mempunyai hak veto dari negara berkembang,” tegas Ma’ruf Amin dalam sambutannya.

Wapres itu memberi contoh konflik internasional yang menjadi sorotan seperti pendudukan Israel di Palestina, serangan multinasional ke Irak, perang Rusia-Ukraina yang kemudian berdampak secara global.

Oleh sebab itu, Ma’ruf mendorong supaya forum-forum Internasional seperti hari harus lebih sering diadakan agar wacana perdamaian dunia bisa diwujudkan.

“Dalam membangun peradaban, penting untuk membangun kesadaran bahwa manusia adalah wakil Allah di bumi. Diberi mandat untuk mengelola dan membangun bumi beserta peradabannya,” imbuh Wapres tersebut.

Sementara itu Yenny Wahid putri almarhum Gus Dur Mantan Presiden RI yang turut hadir dalam forum hari ini mengatakan bahawa dunia sekarang telah banyak mengalami perubahan.

Yenny Wahid putri almarhum Gus Dur turut hadir dalam forum, Senin (6/2/2023). Foto: Wildan suarasurabaya.net

Yang mana, dulu sistem dunia antar negara bersifat unipolar atau berpacu pada satu poros yaitu Amerika Serikat. Namun saat ini banyak poros-poros baru yang turut mempengaruhi kestabilan dunia.

“Tentunya ada tatanan, nilai yang harus disepakati bersama dunia baru ke depan harus seperti apa. Sekarang tidak bisa lagi Amerika memaksakan hegemoninya,” tutur Yenny.

Lanjut Yenny, tatanan dunia baru ini harus diberi fasilitas dengan nilai dan aturan yang mengikat semua negara. Oleh sebab itu institusi internasional seperti PBB harus diperkuat.

“Karena dialah (PBB) wadah kesepakatan warga dunia. Tapi bagaimana dengan konteks agama? Tentu ini harus dikaitkan, bagaimana umat Islam bisa menjalankan syariat agama tapi harus menghargai tatanan kehidupan global. Nah ini yang akan kami bahas,” jelas Yenny.(wld/abd/ipg)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Senin, 6 Mei 2024
28o
Kurs