Berada di tahun baru Imlek 2574 Kongzili, Young Buddhist Association of Indonesia mengajak seluruh etnis warga Tionghoa di Indonesia mengenang jasa Abdurrahman Wahid atau yang akrab di sapa Gus Dur Presiden keempat Republik Indonesia.
Billy Lukito Joeswanto Ketua Dewan Pembina Young Buddhist Association of Indonesia, mengatakan bahwa berkat jasa Gus Dur, perayaan Imlek di Indonesia dapat dilakukan dengan sukacita tanpa ada larangan.
“Zaman dulu sebelum reformasi, kita masih harus sekolah, karena bukan tanggal merah dan tidak bisa merayakan secara khusus dengan menikmati hiasan ornamen dan budaya tionghoa seperti barongsai di muka publik,” ucapnya di Surabaya, Sabtu (21/1/2023).
Ia mengatakan, perayaan imlek sebelum era reformasi tidak bisa diselenggarakan secara bebas dan terbuka, serta tidak ada hari libur untuk merayakan tahun baru tersebut.
Menurutnya, Gus Dur merupakan sosok pahlawan kemanusiaan yang berani memimpin dan hadir bagi kaum minoritas.
“Hal itu dilakukannya di saat masa hidupnya, Gus Dur hadir bagi kaum tertindas, apapun risikonya bagi dirinya dan keluarganya,” ujarnya.
Dalam kesempatan itu, ia juga mengajak para pemuda di Indonesia untuk terus mendoakan Gus Dur dan keluarga
“Agar banyak pemuda yang teringat akan sejarah siapa yang berjasa, agar kita bisa merayakan imlek secara sukacita,” ujarnya.
Selain itu, ia juga mengajak pemuda Tionghoa untuk mewarisi sifat beliau yang memanusiakan manusia dan berani mengambil sikap tegas untuk kepentingan banyak orang.
“Kalau dalam buddhisme, sosok itu adalah boddhisatva, makhluk suci yang menunda pencapaian sempurnanya guna menolong makhluk yang sedang menderita di alam samsara,” pungkasnya.(ris/iss)