Sabtu, 4 Mei 2024

Wali Kota Sebut Jumlah Stunting di Surabaya Tersisa 651 Balita

Laporan oleh Billy Patoppoi
Bagikan
Foto Arsip - Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya saat mengunjungi anak stunting di Kelurahan Kertajaya, Kota Surabaya beberapa waktu lalu. Foto: Kominfo Surabaya

Eri Cahyadi Wali Kota Surabaya menyebut saat ini tersisa 651 balita yang mengalami stunting atau tengkes (gagal bertubuh dan berkembang/kerdil) di Kota Pahlawan, Jawa Timur (Jatim).

“Surabaya bisa menurunkan angka stunting bukan karena wali kotanya dan pemerintahannya, tapi karena warganya yang guyub rukun dan saling membantu antara satu dengan yang lainnya,” kata Eri, Kamis (6/7/2023) dilansir Antara.

Data prevalensi stunting di Kota Surabaya pada tahun 2021 menunjukkan angka 28,9 persen (6.722 balita), di akhir 2022 turun signifikan hingga ke angka 4,8 persen (923 balita). Kemudian pada tahun 2023, per 30 Juni 2023, tercatat hanya tersisa 651 balita, termasuk balita pengidap penyakit yang sulit disembuhkan.

Atas upaya tersebut, Eri Cahyadi dan Rini Indriyani Ketua TP PKK (Pemberdayaan Kesejahteraan Keluarga) Surabaya diberikan penghargaan Manggala Karya Kencana (MKK) oleh Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) Republik Indonesia (RI).

Penghargaan tersebut diberikan langsung oleh Hasto Wardoyo Kepala BKKBN RI saat peringatan Hari Keluarga Nasional (Harganas) ke-30 Tahun 2023, di Sumatera Selatan, Selasa (4/7/2023) malam.

Penghargaan tertinggi ini diberikan atas prestasi dan komitmennya dalam pelaksanaan Program Bangga Kencana dan Percepatan Penurunan Stunting di Kota Surabaya.

Menurut Eri, warga Surabaya memang harus punya mindset (pemikiran) yang kuat, sehingga siapapun wali kota ke depannya, harus ikut dalam kepentingan warga.

Eri juga merasa sangat yakin dengan adanya PKK, KSH (Kader Surabaya Hebat), LPMK (Lembaga Pemberdayaan Masyarakat Kelurahan) dan tim pendamping keluarga, RT-RW yang saat ini sudah bisa melihat angka stunting di wilayahnya akan terpacu untuk saling membantu sehingga tercipta guyub rukunnya. “Itulah kekuatan Surabaya hari ini,” ungkapnya.

Oleh karena itu, dengan adanya harmoni dan kolaborasi dari semua pihak ditambah dengan adanya Kampung Madani dan Kampung Pancasila yang mulai diterapkan di Surabaya, dia sangat yakin masalah stunting, gizi buruk, kemiskinan, angka kematian ibu dan anak dan semua masalah di Surabaya akan cepat terselesaikan.

“Sekali lagi, kekuatan kita ada di masyarakat, terbukti dengan kita bisa merebut kemerdekaan dan berhasil bertempur dalam 10 November. Jadi, kekuatan kita adalah kekuatan masyarakat,” pungkas Eri. (ant/bnt/bil)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Massa Hari Buruh Berkumpul di Frontage Ahmad Yani

Motor Tabrak Pikap di Jalur Mobil Suramadu

Mobil Tertimpa Pohon di Darmo Harapan

Surabaya
Sabtu, 4 Mei 2024
26o
Kurs