Jumat, 1 November 2024

AS Desak Israel Prioritaskan Perlindungan Warga Sipil Palestina

Laporan oleh Muhammad Syafaruddin
Bagikan
Warga Palestina memeriksa lokasi serangan Israel terhadap sebuah rumah di Rafah, di Jalur Gaza selatan pada 19 Maret 2024. Foto: Reuters

Amerika Serikat mendesak Israel tidak melakukan serangan militer di Rafah yang tanpa rencana dalam menjamin keselamatan warga sipil Palestina.

“Kami sudah jelas mengenai perlunya memprioritaskan perlindungan warga sipil,” terang Lloyd Austin Menteri Pertahanan AS dilansir Antara pada (20/3/2024).

“Operasi militer tidak boleh dilanjutkan tanpa rencana yang jelas dan dapat dilaksanakan untuk mengevakuasi warga sipil keluar dari ruang pertempuran, dan juga merawat mereka setelah Anda mengevakuasi mereka,” imbuhnya.

Austin mengatakan, AS telah menyampaikan kekhawatiran pihaknya kepada otoritas Israel di semua tingkatan. Bahwa dirinya juga telah menyampaikan pesan tersebut kepada menteri pertahanan Israel beberapa kali.

Ketika ditanya apakah pemerintahan Presien Joe Biden akan mempertimbangkan untuk menangguhkan pengiriman senjata penyerang ke Israel di tengah banyaknya korban sipil yang berjatuhan, Austin menegaskan kembali posisi Washington.

“Israel memiliki hak dasar untuk dapat mempertahankan diri,” katanya.

Ia menambahkan bahwa, selain mendukung keamanan Israel, AS juga mengharapkan pemerintah Israel untuk melindungi warga sipil serta mengizinkan lebih banyak bantuan kemanusiaan tersalurkan ke Gaza.

“Israel punya hak untuk membela diri. Namun mereka juga perlu melindungi warga sipil di medan pertempuran. Dan sekali lagi, dua hal itu tidak bisa dipisahkan satu sama lain,” kata Austin.

Meski ada tekanan internasional yang meningkat, Benjamin Netanyahu Perdana Menteri Israel menyetujui rencana serangan militer pada 15 Maret di Jalur Gaza selatan, tempat lebih dari 1,4 juta warga sipil berlindung saat ini.

Israel melancarkan serangan militer mematikan di Gaza sejak serangan Hamas pada Oktober 2023, yang menewaskan hampir 1.200 orang.

Sejak itu, lebih dari 31.800 warga Palestina, yang sebagian besar perempuan dan anak-anak, tewas di Gaza. Hampir 74 ribu lainnya terluka di tengah kehancuran massal dan kekurangan kebutuhan pokok.

Perang tersebut membuat 85 persen penduduk Gaza terpaksa mengungsi di tengah blokade yang melumpuhkan sebagian besar makanan, air bersih dan obat-obatan, sementara 60 persen infrastruktur di wilayah itu telah rusak atau hancur. (ant/saf/iss)

Berita Terkait

Potret NetterSelengkapnya

Teriknya Jalan Embong Malang Beserta Kembang Tabebuya

Bunga Tabebuya Bermekaran di Merr

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Surabaya
Jumat, 1 November 2024
27o
Kurs