Senin, 7 Oktober 2024

Forum Parlemen RI-Afrika Sepakat Kerja Sama Sektor Kesehatan Hingga Ketahanan Pangan

Laporan oleh Farid Kusuma
Bagikan
Puan Maharani Ketua DPR RI menutup IAFP, Minggu (1/9/2024), di Nusa Dua, Bali. Foto: istimewa

Indonesia-Africa Parliamentary Forum (IAPF) menghasilkan kesepakatan kerja sama di berbagai bidang, mulai dari sektor kesehatan hingga ketahanan pangan.

Puan Maharani Ketua DPR RI berharap, penyelenggaraan IAPF semakin mempererat hubungan antara Indonesia dengan negara-negara di Afrika.

“Secara keseluruhan, forum seharian ini berjalan lancar, positif, konstruktif, dan menghasilkan the Chair’s Summary of the Indonesia-Africa Parliamentary Forum,” ujar Puan usai menutup konferensi IAPF di Nusa Dua, Bali, Minggu (1/9/24).

Dengan tema ‘Memperkuat Kemitraan Parlemen Indonesia-Afrika untuk Pembangunan’, ada tiga sesi diskusi mendalam di IAPF dengan topik yang berbeda.

Antara lain, terkait Kerja Sama Selatan-Selatan, Membangun Masyarakat yang Tangguh, serta terkait Kesehatan dan Ketahanan Pangan dan Potensi Perdagangan dan Investasi.

IAPF kali ini jadi yang pertama kalinya buat DPR sebagai tuan rumah. Puan mengatakan, perhelatan ini menjadi salah satu upaya DPR memperkuat hubungan Indonesia dengan Afrika melalui jalur parlemen.

“Inisiatif penyelenggaraan IAPF pertama ini menunjukkan upaya DPR RI untuk berkontribusi dalam memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika,” katanya.

Selain Indonesia, IAPF dihadiri delegasi dari 22 parlemen negara-negara Afrika di mana 7 ketua parlemen dan 2 wakil ketua parlemen turut hadir langsung.

Beberapa negara Afrika yang hadir antara lain dari Aljazair, Angola, Benin, Burundi, Djibouti, Eswatini, Ghana, Kenya, Malawi, Mauritius, Morocco, Nigeria, Tanzania, Tunisia, Zimbabwe, Ethiopia, Libya, Mozambique, Somalia, dan Afrika Selatan.

Lebih lanjut, Puan menekankan pentingnya penyelenggaraan IAPF untuk memperkuat kerja sama dengan negara-negara Afrika

“Forum ini berupaya menghidupkan kembali semangat KAA (Konferensi Asia Afrika) tahun 1955. Dengan mengemban misi perdamaian, menentang kolonialisme, serta mewujudkan kesejahteraan,” jelasnya.

Kendati berangkat dari misi yang sama dengan KAA tahun 1955, Puan bilang IAPF berbeda. Sebab, kata Puan, saat ini Parlemen ikut berkontribusi dengan menciptakan perdamaian dan kesejahteraan di Asia Afrika.

“Indonesia siap mendukung Agenda Afrika 2063, sesuai dengan kemajuan Indonesia yang diproyeksi menjadi negara ekonomi ke-4 terbesar di dunia tahun 2050. Parlemen dapat berperan mengatasi berbagai isu global dan regional, termasuk isu kesehatan seperti penyebaran Mpox,” tambah Puan.

Secara keseluruhan, rangkaian acara IAPF yang diselenggarakan sejak tanggal 31 Agustus sampai hari ini menghasilkan beberapa point penting melalui Chair’s Summary of IAPF. Pertama, mengakui Semangat Bandung sebagai dasar solidaritas dan Kerja Sama Selatan-Selatan.

Kemudian yang kedua, menekankan peran parlemen sebagai representasi masyarakat untuk mempromosikan hubungan antar-masyarakat antara Indonesia dan Afrika. Lalu yang ketiga, Chair’s Summary of IAPF juga menekankan kepada people centered development di Afrika dan Indonesia.

Yang keempat, IAPF sepakat untuk menjajaki kerja sama guna memaksimalkan potensi sumber daya energi baru, ketahanan pangan, kesehatan, dan pertanian.

“Summary juga menegaskan tentang komitmen DPR memperkuat kerja sama antar parlemen untuk antara lain perancangan undang-undang,” sambung Puan.

Sebelumnya saat menutup IAPF, Puan mengungkap di ruang forum konferensi banyak terdengar seruan untuk menghentikan genosida di Gaza, memastikan gencatan senjata, hingga akhirnya menuju kemerdekaan penuh Palestina.

Puan juga meminta kepada seluruh delegasi untuk membawa hasil diskusi ke ruang sidang parlemen di negara masing-masing agar hasil pembahasan di Bali ini ditindaklanjuti.

“Dari hati Rakyat Indonesia, saya menyampaikan salam persahabatan kepada rakyat di Benua Afrika,” ucapnya.

Menutup pidatonya, Puan lalu mengutip pernyataan Bung Karno pada pembukaan KAA tahun 1955.

“Let us remember, Sisters and Brothers, we, Asians and Africans, must be united!” kata Puan lantang.

IAPF sendiri digelar DPR RI berkesinambungan dengan penyelenggaraan Forum Tingkat Tinggi (FTT) Indonesia-Afrika atau Indonesia-Africa Forum yang diselenggarakan Pemerintah Indonesia dalam waktu bersamaan di Bali. (rid/ham)

Berita Terkait

..
Potret NetterSelengkapnya

Kebakaran Pabrik Plastik di Kedamean Gresik

Kecelakaan Mobil Box di KM 12 Tol Waru-Gunungsari

Pipa PDAM Bocor, Lalu Lintas di Jalan Wonokromo Macet

Surabaya
Senin, 7 Oktober 2024
25o
Kurs